REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perampokan di Tambora, Angke, Jakarta Barat, Ahad (10/3) lalu, diduga untuk mendanai amunisi teroris. Amunisi tersebut bakal digunakan untuk merakit bom.
''Mereka merampok untuk membeli amunisi bom,'' kata Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Toni Hermanto, di Jakarta, Senin (18/3)
Toni mengatakan, setelah mereka merasa cukup dengan amunisi, bom akan dirakit, dan dilanjutkan dengan aksi teror. Pihak kepolisian menduga target mereka adalah markas aparat keamanan seperti TNI dan Polisi.
Berdasarkan pengembangan polisi, kelompok perampok yang bertujuan kegiatan teroris, sebelumnya pernah terlibat pencurian dengan kekerasan di tiga tempat, yaitu toko matrial (Desember 2012), Kantor Pos (Januari 2013) dan konter telepon selular (Januari 2013).
Menurut Toni, polisi sebenarnya tidak berpikiran bahkan tidak tahu kalau perampokan tersebut terkait teroris. Polisi hanya mengira perampokan dengan senjata api. Namun, ketika dilakukan pengembangan polisi mendapatkan data melalui olah TKP.
''Salah satu pelakunya Makmur alias Bram adalah pelaku perampokan CMIB Medan dan Bom Beiji, Depok,'' kata Toni.
Polisi menduga kelompok ini terkait dengan kelompok teroris Abu Umar, melihat dari salah satu pelaku Makmur. Toni mengatakan, masih akan terus mendalami kasus serta mengembangkan cara mereka merakit bom.