REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi senior Partai Golkar, Akbar Tanjung, melihat tidak ada yang salah dari langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan memanggil purnawirawan jenderal TNI ke istana. Menurut dia, wajar bila SBY berkomunikasi dan bertukar pendapat dengan banyak tokoh.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar itu memandang berlebihan bila langkah SBY disebut sebagai upayanya meneyelamatkan kekuasaannya dari ancaman-ancaman yang bisa menggoyahkan posisinya. Namun, menurut Akbar, bila memang SBY mengundang tokoh militer itu untuk membicarakan kondisi bangsa, harusnya tidak hanya tokoh militer yang diundangnya.
"Saya juga mengharapkan tidak hanya mereka-mereka saja yang diundang, tapi dari yang lainnya juga. Yang bisa memberikan masukan kritis juga," kata Akbar di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/3). Sehingga, kata dia, dalam kurun waktu satu tahun lebih menjelang masa pemerintahannya berakhir, SBY bisa mengambil langkah taktis menyelesaikan masalah saat ini.
Pada Rabu (13/3) kemarin, SBY mengundang tujuh purnawirawan jenderal TNI ke istana. Yang bertemu dengan SBY adalah mantan wakil panglima TNI Jenderal (Purn) Fachrul Razi, Jenderal (Purn) Luhut Pandjaitan, Subagyo HS, Agus Wijoyo, Johnny Josephus, Sumardi, dan Suaidi Marasabessy. Sehari sebelum bertemu tujuh jenderal itu, SBY juga menerima Prabowo Subianto di istana.
Mereka membicarakan berbagai persoalan negara dan bagaimana menciptakan situasi yang kondusif hingga pemilu 2014. Selain itu dibahas juga masalah keamanan yang berkesinambungan meski SBY sudah tidak memimpin lagi.