REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Populasi pengguna narkoba di Jawa Tengah kian memprihatinkan. Pasalnya populasi ini masih didominasi oleh kelompok usia produktif. Berdasarkan data Badan Narkotika Provinsi (BNP) Jawa Tengah (Jateng), populasi pengguna narkotika masih didominasi kaum pekerja, yang mencapai angka 70 persen.
Kepala Bidang Pencegahan Badan Narkotika Provinsi (BNP) Jateng, Susanto, mengatakan prevalensi pengguna narkotika di Jateng dari tahun 2010 hingga 2011 menurun. Namun populasi pengguna narkotika di kalangan usia produktif kian melonjak. Setelah kaum pekerja, populasi berikutnya adalah kelompok mahasiswa dan pelajar, yang mencapai 22 persen.
Sementara penyalahgunaan narkoba pada kelompok rumah tangga hanya sekitar 6 persen, anak- anak jalanan serta wanita penjaja seks komersial hanya 2 persen. “Umumnya kelompok pekerja sudah mengunakan narkoba sejak mereka masuk pada usia produktif (usia 14 hingga 25 tahun),” papar Susanto, saat memberikan penyuluhan di Ungaran, baru-baru ini.
Ia juga menjelaskan, ada beberapa faktor penyebab masyarakat terjerumus dalam penyalahgunaan dan mengonsumsi narkoba ini. Selain faktor lemahnya iman, hal ini juga banyak diasebabkan oleh pergaulan yang salah, tidak punya kemandirian dan sekedar mengikuti tren.
Upaya BNP Jawa Tengah dalam menangani permasalahan narkoba dilakukan melalui upaya sosialisasi untuk menyadarkan masyarakat serta melakukan pemutusan jaringan narkotika dengan pengungkapan kasus. “Kami akan terus berupaya melakukan sosialisasi, harapannya 97, 2 persen tercipta masyarakat yang kebal terhadap pengaruh narkoba,” imbuhnya.
Tahun 2013 ini, ada tiga kasus besar yang diungkap BNP. “Kasus ini melibatkan pejabat, oknum penegak hukum serta jaringan narkotika di lapas Kelas I, Kedungpane,” terangnya.