REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim investigasi Mabes Polri masih menyelidiki kasus pembakaran Markas Polres Ogan Komering Ulu (OKU) di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel) Kamis (7/3).
Tim investigasi baru menginventarisasi kerusakan yang terjadi akibat penyerangan kemarin. Selain Mapolres luluh lantah, sejumlah bangunan dan kendaraan motor di dekat kantor polisi tersebut juga hancur.
Dijelaskan, dalam peristiwa ini dua poslantas OKU ikut dihancurkan, satu subsektor dirusak, serta 69 motor dan sembilan mobil dibakar.
“Mapolsek Martapura yang tak jauh dari Mapolres juga hancur,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jumat (8/3).
Hingga kini, menurut dia, nilai kerugian akibat penyerangan sejumlah anggota TNI ini masih belum dikalkulasikan. Pasalnya, tim yang terdiri dari Mabes Polri dan Mabes TNI masih fokus mengungkap biang dari kejadian memalukan ini.
“Kerugiannya masih seputar inventarisasi. Mungkin besok semunya baru bisa diketahui berapa kerugian yang dimunculkan,” kata dia.
Sebelumnya, 95 tentara yang diketahui merupakan anggota TNI AD Arteleri Medan (Armed) menyerang Mapolres OKU dengan brutal hingga menyebabkan para personel polisi di markas tersebut juga luka-luka.
Diduga kejadian ini akibat para TNI tersebut tak sabar pada proses hukum BW, oknum Polres OKU yang pada Januari 2013 lalu menembak mati rekan mereka, Pratu Heru Oktavianus.