REPUBLIKA.CO.ID, SABAH -- Konflik penguasaan wilayah Sabah di Kepulauan Kalimantan mencapai titik didih. Militer Malaysia merangsek masuk ke kawasan konflik menyerang kelompok bersenjata asal Filipina, Tentara Loyalis Sulu.
Akan tetapi, militer Filipina tidak merespon meski tentaranya memasuki negeri jiran. Serangan dilakukan melalui darat dan udara. Jet tempur F-18 dan dan Hawk menghujani Distrik Lahad Datu, saat Selasa (5/3) pagi waktu setempat.
Serangan udara dilakukan tidak kurang selama setengah jam tanpa henti di perkebunan sawit. Tidak reda, lemparan mortir Angkatan Darat Negeri Melayu menyusul serangan udara.
Reuters melaporkan, serangan udara dan mortir dilanjutkan dengan ratusan personil angkatan darat menyisir masuk kawasan melalui pesisir Lahad Datu. Tidak ada korban jiwa dalam aksi aksi militer terburuk di perbatasan Malaysia dan Filipina ini.
Kepala Kepolisian Malaysia Jenderal Ismail Omar mengatakan negaranya tidak kehilangan satu nyawa pun. ''Misi sukses. Tidak ada korban dipihak kami.'' Kata Omar, Selasa (5/3).
Juru Bicara Kelompok Bersenjata Abraham Idjirani mengatakan kondisi serupa. Kata dia, serangan Malaysia tidak dapat menyentuh kelompoknya. Serangan udara kali tidak menyurutkan niat kesultanan untuk kembali menguasai wilayah tersebut.
''Mereka (kelompok bersenjata masih utuh,'' ujar dia.