Selasa 05 Mar 2013 15:08 WIB

600 TKI Dievakuasi dari Daerah Konflik di Sabah

Minister of Manpowers and Transmigration Muhaimin Iskandar (file photo)
Foto: Republika/Tahta Adililla
Minister of Manpowers and Transmigration Muhaimin Iskandar (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah telah mengevakuasi 600 orang tenaga kerja Indonesia dan WNI yang berada di lokasi konflik Sabah, Malaysia ke tempat aman dan menyatakan akan melakukan tindakan yang sama bagi sisa TKI/WNI di wilayah sekitar jika diperlukan.

"Saya telah menginstruksikan atase tenaga kerja di Malaysia untuk berkoordinasi dan mengambil langkah-langkah darurat untuk mengamankan TKI. Yang penting TKI selamat dulu," kata Menakertrans Muhaimin Iskandar di Jakarta, Selasa.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans) berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri untuk melakukan pengamanan bagi sekitar 8.000 TKI yang diperkirakan berada di sekitar kawasan perkebunan kelapa sawit (felda) di Sabah, Malaysia.

Muhaimin mengatakan pemerintah Indonesia melalui KJRI di Sabah juga telah mendesak pemerintah Malaysia agar bener-benar memperhatikan keselamatan TKI di wilayah konflik ini karena mereka adalah warga sipil yang harus dilindungi.

Menakertrans mengatakan telah mendapat laporan dari atase tenaga kerja di Malaysia yang menyebutkan bahwa evakuasi terhadap TKI dan WNI yang berada sekitar konflik bersenjata Kesultanan Sulu dan Malaysia telah dilakukan secara bertahap.

"Atase Tenaga Kerja dan KJRI di Sabah terus melakukan monitoring di lapangan. Evakuasi terhadap 600 orang telah dilakukan secara bertahap dengan bekerja sama otoritas perkebunan kelapa sawit (felda) yaitu diantaranya di lokasi 'site' Sahabat 17, 'site' Semporna dan 'site' Tandau," kata Muhaimin.

Total TKI yang berada di kawasan felda sekitar 8.000 orang, namun TKI yang berada langsung di kawasan konflik berjumlah sekitar 600 orang yang telah dievakuasi ke lokasi yang aman.

"Saat ini kami terus melakukan monitoring dan menyiapkan langkah-langkah antisipasi apabila konflik di Sabah ini terus membesar dan membahayakan. Yang utama adalah keselamatan TKI yang berada di sana," kata Muhaimin.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement