REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sleman mulai mengalami penurunan. Namun, angka bebas jentik di daerah tersebut masih tergolong tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Mafilindati Nuraini mengatakan, berdasarkan laporan dan data yang diterimannya, kasus DBD pada Fabruari lalu mengalami penurunan sekitar 45 persen. Karena, hanya tercatat 60 kasus dugaan DBD di bulan tersebut.
"Sedangkan Januari lalu mencapai 133 kasus," kata Linda pada Republika, Selasa (5/3).
Laporan Februari menunjukkan hanya ada 50 kasus DBD. Namun, belum lama ini, kata Linda, pihaknya mendapatkan data susulan sebanyak 10 orang diduga terindentifikasi DBD.
Meski demikian, korban meninggal akibat DBD belum bertambah. Dia juga sempat mengklarifikasi soal jumlah korban tersebut. Bila sebelumnya suspect meninggal DBD disebutkan sebanyak dua orang, ternyata hanya satu orang. "Satu lagi bukan karena DBD," ujarnya.
Hanya, setelah beberapa kali mengadakan pemantauan ke desa-desa Sleman, ternyata angka bebas jentiknya masih tergolong tinggi. Karena itu, dia berharap adanya kesadaran masyarakat, serta keaktifan kader jemantik di wilayah itu.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinkes Sleman, Cahyo Purnomo menjelaskan, di wilayah Godean kemarin, potensi timbulnya jentik ada di genangan air pada bekas bambu yang ditebang dan dedaunan. Menurutnya, angka bebas jentiknya baru mencapai 75 persen.
"Namun, Camat sudah melakukan inisiatif untuk menggerakan warga bersih-bersih lingkungan tiap 2 minggu sekali," kata Cahyo.