Sabtu 02 Mar 2013 09:41 WIB

Bea Cukai Jambi Waspadai Aksi Penyelundupan

Bea Cukai menggagalkan penyelundupan narkoba ke tanah air (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya
Bea Cukai menggagalkan penyelundupan narkoba ke tanah air (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bea Cukai Jambi tetap mewaspadai upaya kegiatan penyelundupan yang dilakukan sejumlah oknum di perairan Jambi di tengah kondisi pelabuhan Jambi yang dangkal serta masih belum bergairahnya kegiatan ekspor-impor.

Kepala Sub Direktorat Humas Bea Cukai Haryo Limanseto, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/3), mengatakan lesunya kegiatan ekspor impor di Jambi disebabkan beberapa hal, diantaranya keengganan perusahaan pelayaran pemilik kontainer menerima pesanan untuk membawa barang-barang mereka dari dan ke Jambi.

Pernyataan Haryo ini merupakan bantahan jika disebut Bea Cukai melakukan pembiaran terhadap upaya penyelundupan di Jambi.

Ia mengatakan upaya pemberantasan hingga hilang sama sekali bukan pekerjaan yang mudah. Apalagi jika ada faktor "import minded" (suka barang impor) dari masyarakat, sehingga barang impor seperti baju bekas dari negeri jiran disukai masyarakat.

Mengenai lesunya kegiatan ekspor impor, Haryo mengatakan, "Selain jumlahnya barang yang ekspor terbatas, para pengusaha kontainer enggan menerima 'job' dari Jambi, karena biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pendapatan."

Menurut Haryo, sepinya aktivitas ekspor-impor di Jambi, terjadi karena banyak faktor diantaranya sedikitnya jumlah importir, kurangnya perusahaan pelayaran yang beroperasi, terbatasnya pasokan kontainer kosong, jarak yang jauh dari ambang luar, serta pendangkalan sungai yang membuat kapal besar tidak bisa masuk ke Pelabuhan Talang Duku.

"Untuk itu, saya jamin jajaran Bea Cukai tidak pernah lalai dan berhenti melakukan pengawasan. Keterbatasan personil bukan menjadi alasan Bea Cukai untuk tidak melakukan pengawasan. Kalaupun sampai saat ini mungkin masih ada barang ilegal yang masuk melalui jalur tikus, jumlah dan intensitasnya makin berkurang," kata Haryo.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement