REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, meminta semua pihak untuk tidak memberi "beban akademik" dan "beban politik" kepada guru. Beban yang membuat efektivitas pembelajaran tidak tercapai dan akhirnya siswa yang dirugikan.
"Jangan bebani guru secara akademik seperti membuat silabus dan 'beban politik' seperti politisasi dunia pendidikan," katanya dalam Sosialisasi Kurikulum 2013 di hadapan ribuan pengawas, kepala sekolah, dan guru se-Banyuwangi di Aula Poliwangi, Banyuwangi, Minggu.
Nuh menjelaskan Kurikulum 2013 akan mendudukkan pendidikan pada efektivitas pembelajaran untuk kepentingan siswa.
"Akibat beban berlebihan itu, akhirnya guru sibuk membuat silabus dan tidak memiliki waktu untuk mendidik siswanya dengan kompetensi, kognitif, afektif, dan psikomotorik,'' katanya. ''Bahkan, mereka hanya memberikan kognitif. Kognitifnya pun hanya hafalan. Apalagi, mereka ditambah beban politik.''
Nuh mengatakan pemberian beban secara berlebihan kepada guru tidak hanya merugikan siswa. Namun, hal itu juga merupakan pendzaliman kepada guru.
"Jangan mendzalimi guru karena guru itu memegang kunci, yakni kunci masa depan," katanya.