Ahad 10 Feb 2013 11:55 WIB

Buah Impor Gusur Pamor Apel Malang

Apel Malang, ilustrasi
Foto: Blogspot
Apel Malang, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Nyaris punahnya buah Apel Malang lantaran banyaknya petani apel yang beralih menjadi petani tebu.

Sedikitnya 15 hektare lahan apel di Kota Batu saat ini sudah beralih menjadi lahan tebu. Jumlah itu itu belum termasuk lahan lainnya yang beralih ke tanaman jeruk maupun sayuran.

Ketua Kelompok Tani Apel Bumi Jaya II Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Darmanto mengatakan mayoritas pohon apel yang ada di sentra tanaman apel, yakni Kecamatan Bumiaji sudah berusia di atas 25 tahun, sehingga produksinya juga menurun.

Saat ini pohon apel di Bumiaji hampir 80 persen telah berusia tua dan yang telah direvitalisasi baru 20 persen, dengan produksi rata-rata mencapai 20 ton per hektare. Padahal, beberapa tahun lalu mampu menghasilkan sekitar 30-40 ton.

Untuk memacu produksi membutuhkan biaya perawatan yang tinggi dan tidak sebanding dengan harga jual apel di tingkat petani yang hanya Rp 5.000 per kilogram sampai Rp 6.000 per kilogram untuk jenis manalagi dan room beauty.

"Harga ini sangat jauh dika dibandingkan dengan harga apel impor yang terus membanjiri pasar Indonesia," tegasnya.

Darmanto mengakui, selain usia pohon apel yang sudah cukup tua, menurunnya produksi dan kualitas apel batu juga disebabkan kondisi cuaca Kota Batu yang tidak lagi dingin dan tingkat kesuburan tanah juga menurun akibat penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement