REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden (Wapres) Boediono memerintahkan jajaran terkait untuk terus memonitor pengembangan 14 bandara komersial dan 11 bandara baru yang akan selesai pada 2013-2015. Perintah ini disampaikan Wapres saat membuka rapat monitoring dan evaluasi pembangunan Bandara
"Kita harus mengamankan sasaran dan komitmen bersama. Apa yang sudah kita janjikan pada masyarakat harus kita penuhi. Kalau ada masalah mari bersama-sama mengatasinya," katanya seperti dikutip dalam situs www.setkab.go.id
Wapres menekankan, pembangunan bandara baru maupun pengembangan kapasitas bandara di Indonesia memang sudah menjadi kebutuhan mendesak. Pertumbuhan penumpang baik internasional maupun domestik sudah sedemikian tinggi. Dalam kurun waktu 2006-2012 pertumbuhan rata-rata-rata penumpang internasional mencapai 26,44%. Sedangkan pertumbuhan penumpang domestik untuk periode yang sama mencapai 11,35%.
Adanya pertumbuhan penumpang yang sangat tinggi itu, mengakibatkan berbagai bandara di Indonesia menghadapi tekanan permintaan yang sangat besar. Banyak bandara harus menangani penumpang jauh di atas kapasitasnya.
Bandara-bandara yang sedang dalam proses pengembangan itu antara lain: 1. Ngurah Rai (Denpasar); 2. Juanda (Surabaya); 3. Sepinggan (Balikpapan); 4. Adi Sutjipto (Yogyakarta); 5. Ahmad Yani (Semarang); 6. Syamsudin Nor (Banjarmasin); 7. El Tari (Kupang); 8. Kuala Namu (Medan); 9. RH. J. Fisabilillah (Tanjung Pinang); 10. Depati Amir (Bangka); 11. Soekarno Hatta (Tangerang); 12. Husein Sastranegara (Bandung); 13. Supadio (Pontianak); dan 14. Silangit (Tapanuli).
Adapun bandara baru meliputi: 1. Pekon Serai, Lampung Barat; 2. Bone, Sulawesi Selatan; 3. Sumarorong, Minahasa; 4. Tual Baru, Maluku; 5. Kufar, Seram Timur; 6. Waisai (Marinda), Raja Ampat; 7. Kamanap Baru, Papua; dan 8. Waghete Baru, Papua.
Kuala Namu
Secara khusus, Wapres Boediono mengintruksikan agar pengoperasian bandara Kuala Namu, Medan tidak molor lagi setelah sempat ditunda dari semula April 2013 menjadi Agustus 2013.
"Jangan sampai ada pengunduran jadwal lagi," kata Wapres.
Bandara Kuala Namu yang berkapasitas delapan juta penumpang diperkirakan akan selesai pada Maret 2013, dan sebelumnya direncanakan akan beroperasi pada April 2013. Namun hal ini ditunda pengoperasiaannya karena pembangunan jalan non tol ke bandara masih belum dapat selesai tepat waktu.
Jalan non tol yang akan menjadi akses utama selain jalan tol dan kereta api, terhambat pembangunannya karena masalah pembebasan tanah di beberap titik. Sedangkan kereta api yang telah terpasang dari Bandara Kuala Namu ke Stasiun Kereta Api Medan hanya mampu menampung 15 persen dari total penumpang dan pengantar yang akan memakai bandara.