REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Potong Hewan (RPH) bersiap-siap mencari sumber sapi untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Staff litbang RPH Darmajaya Cakung, Widharnadi mengatakan RPH di Jabodetabek perlu bekerja keras mencari pasokan sapi lokal agar tidak terjadi kepanikan saat stok sapi bakalan impor tak sebanyak dulu lagi.
"Apakah daerah sudah bisa memenuhi, apakah itu bisa mengejar jumlah kebutuhan terutama untuk tahun 2014. Strategi dan tahapan swasembada daging harus dipikirkan lagi," ujar Widharnadi, Rabu (6/2).
Pada 2013, Indonesia mengalokasikan mengimpor 267 ribu ekor sapi bakalan. Alokasi impor ini setara dengan 48 ribu ton daging sapi. Jumlah ini jauh menurun dibandingkan 2012 yang mencapai 283 ribu ekor.
Ia mengatakan pengurangan alokasi impor sapi bakalan ini harus disubstitusi dengan sapi lokal. "Tugas pemerintah bagaimana meningkatkan produktivitas sapi lokal," ujarnya.
Sapi lokal dari berbagai sentra produksi sering terhalang karena beberapa faktor. Seperti, beberapa daerah memberlakukan pembatasan perdagangan ternak untuk mencegah penularan penyakit hewan. Disribusi sapi dari daerah sentra produksi juga sering terhambat.
Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro mengatakan setiap tahun, daerah sentra produksi memiliki kontrak atau komitmen untuk menyediaan sapi bagi daerah non produsen.
Permasalahannya, menurut dia, sejauh ini distribusi memang masih menjadi masalah. Pemerintah, kata dia mengupayakan dengan membangun RPH di daerah sentra produksi untuk mempermudah penyaluran daging. Selain itu, PT Pelni juga berkomitmen menyediakan kapal untuk membantu penyaluran sapi dari daerah sentra produksi menuju Jawa.