Senin 04 Feb 2013 15:42 WIB

Dana Pemilu Harus Dibatasi

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejumlah Ketua umum Partai berfoto bersama dengan membawa no urut usai Pengundian nomor urut parpol peserta Pemilu 2014 di Kantor KPU, Jakarta, Senin (14/1).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Sejumlah Ketua umum Partai berfoto bersama dengan membawa no urut usai Pengundian nomor urut parpol peserta Pemilu 2014 di Kantor KPU, Jakarta, Senin (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golongan Karya (Golkar) Taufiq Hidayat mengusulkan agar dana pemilu dibatasi.

Menurutnya,  pembatasan tersebut perlu dilakukan untuk mengurangi praktik  korupsi yang sering melibatkan anggota partai. "Ini buat menghindari korupsi,"ujar Taufik, Senin (4/2), di Jakarta. 

Dengan pembatasan dana tersebut, kata Taufik, caleg yang dipilih, bukan hanya caleg yang memiliki banyak uang saja.

Akibat dana pemilu yang tinggi terkadang caleg berupaya mengembalikan dana yang telah dikeluarkannya sehingga praktik korupsi bisa terjadi. "Bawaslu harus bisa mengawasinya,"tegasnya.

Namun, terang Taufik,  saat ini memang belum ada pembatasan yang tetap. Pasalnya, pembatasan nilai dana masih relatif berbeda-beda tergantung dengan calegnya.

Pembatasan dana pemilu belum ditetapkan karena biaya hidup setiap daerah itu berbeda-beda. Jakarta dan Papua biaya hidupnya jauh berbeda makanya pembatasan ini masih belum bisa ditetapkan nilainya.

Bagaimana cara mengatasi perbedaan nilai uang di suatu daerah dengan daerah lainnya, ujar Taufik, menjadi spirit yang harus dibahas dan diselesaikan di masa yang akan  datang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement