Ahad 03 Feb 2013 14:10 WIB

Harga Beras Turun

Rep: Eko Widiyanto/ Red: A.Syalaby Ichsan
Beras Ketan di Pasar
Foto: Antara
Beras Ketan di Pasar

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Harga beras di pasar-pasar tradisional sudah mulai turun setelah sempat naik pekan lalu.

Di pasaran, harga mulai turun pada kisaran Rp 7.400 hingga Rp 7.700 per kg. Bahkan di tingkat penggilingan harga lebih rendah lagi.

Karso (45), pengepul beras di penggilingan Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, mengungkapkan, harga beras di tingkat penggilingan mengalami penurunan sejak beberapa hari terakhir.

''Untuk beras asalan, seperti beras jenis Logawa sekarang saya jual seharga Rp 7.000 per kg. Sedangkan  untuk beras jenis IR 64, kami jual seharga Rp 7.300 per kg,'' jelasnya, Ahad (3/2).

Sebelumnya, harga beras di pasaran sempat menyentuh angka Rp 7.600 per kg untuk beras jenis asalan dan Rp 8.000 per kg untuk beras jenis IR 64. Sementara HPP (Harga Patokan Pemerintah) menetapkan harga beras adalah Rp 6.600 per kg. 

Dia menyebutkan, penurunan harga beras ini terjadi karena beberapa hal. Antara lain, karena sudah ada beberapa daerah yang mulai memasuki musim panen. Juga, rencana Bulog untuk menyalurkan raskin pada awal Februari 2013 ini.

''Karena itu saya memperkirakan, ke depan harga beras akan terus turun hingga mendekati HPP. Apalagi, pada Bulan Maret, dimana musim panen raya sudah mulai berlangsung,'' jelasnya. 

Terkait dengan penyaluran raskin di wilayah eks Karesidenan Banyumas, Humas Bulog Sub Divre IV Purwokerto Priyono menyatakan, penyaluran raskin di empat kabupaten wilayah kerjanya akan dimulai pekan depan.

''Kita sudah menerima surat permohonan dari masing-masing Pemkab, untuk penyaluran raskin,'' jelasnya. Menurutnya, dalam penyaluran raskin Bulan Februari 2013 ini, akan dilakukan dobel.

Dalam hal ini, jatah raskin Bulan Januari akan disalurkan pada Bulan Februari ini juga. Namun kebutuhan waktu penyalurannya, akan dilakukan sesuai permintaan Pemkab masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement