Kamis 31 Jan 2013 15:43 WIB

Din: Penangkapan Presiden PKS Berdampak ke Partai Islam

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsudin, mengatakan peristiwa penangkapan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan suap impor daging, secara umum akan berdampak pada citra partai Islam.

"Saya sungguh tersentak atas dsitangkapnya presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), peristiwa itu bukan hanya berdampak pada diri beliau, tapi juga partainya sendiri serta partai Islam secara umum,"katanya usai melakukan peresmian Masjid Perak, Kotagede, Yogyakarta, Kamis (31/1).

Menurut Din peristiwa-peristiwa korupsi dari partai Islam seperti juga yang terjadi pada PKS merupakan masalah besar bagi umat Islam.

Menurut dia, hal itu menggambarkan bahwa saat ini partai-partai yang berbasis massa Islam pada kenyataanya tidak lagi sepenuhnya dapat menampilkan nilai-nilai Islam. "Sehingga, ada yang berseloroh bahwa sekarang sudah tidak ada bedanya partai Islam dengan partai sekuler. Dari sudut positif 'mungkin' kesemuanya memerjuangkan nilai Islam namun dari sudut negatif juga banyak dipanggil KPK," katanya.

Din mengatakan kasus tersebut harus dijadikan 'muhasabah' oleh semua pihak baik pejabat negara, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), eksekutif dan jajaran partai politik untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

"Saya kira dari peristiwa tersebut harus menjadi 'muhasabah' oleh semua pihak untuk kedepan benar-benar memberantas korupsi yang merupakan penyakit bangsa dan kejahatan nyata terhadap rakyat," kata Din.

Penyidik KPK menjemput Presiden PKS, pada Rabu (30/1) malam untuk diperiksa atas dugaan suap impor daging. Status hukum PKS itu kemudian ditetapkan sebagai tersangka karena KPK mengaku sudah mengantungi bukti-bukti yang cukup kuat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement