REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Ari Junaedi, berpendapat upaya partai politik merekrut calon anggota legislatif (caleg) dari kalangan artis hanya akan efektif menarik simpati publik untuk perolehan suara dalam jangka pendek.
"Artis-artis ini kan 'vote getter' (penjaring suara, red.) sementara. Pencantuman caleg artis oleh parpol hanya cara instan untuk mendapat suara dalam jangka pendek," kata Ari saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Ari mengatakan parpol tetap harus mempertimbangkan kemampuan dan kapasitas dari artis-artis yang akan dicantumkan dalam daftar caleg. Karena, tokoh caleg yang tidak mumpuni akan sulit untuk menjadi wakil rakyat di parlemen.
"Parpol harus ingat dengan kualitas artis-artis yang sekarang menjadi anggota parlemen,'' ujarnya. ''Beberapa dari mereka kinerjanya jauh dari yang diharapkan.''
Ari menilai hanya sedikit anggota DPR dari kalangan artis yang mempunyai kemampuan dan kapasitas untuk menyuarakan kepentingan rakyat dan menjalankan tugas sesuai dengan bidang di komisinya masing-masing.
Selain itu, upaya parpol untuk menampilkan caleg yang mempunyai popularitas tinggi adalah cara yang sah. Akan tetapi, caleg yang tidak mumpuni justru akan merugikan partai itu sendiri.
"Dalam jangka panjang, caleg populer itu tidak dapat memahami persoalan dan melakukan kewajibannya. Maka itu, kehadirannya akan merugikan parpol," katanya.