Rabu 16 Jan 2013 20:35 WIB

Normalisasi dan Pengerukan Sungai Belum akan Terealisasi

Rep: Rina Tri Handayani/ Red: Djibril Muhammad
Governor of Jakarta Joko Widodo or popularly called Jokowi (file photo)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Governor of Jakarta Joko Widodo or popularly called Jokowi (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan penanganan banjir jangka panjang belum bisa bergerak sekarang. Karena itu, dia menyiapkan tindakan-tindakan lapangan untuk mengatasi banjir. "Ya ini memang langsung pekerjaan lapangan," ujarnya, di Jakarta, Rabu (16/1).

Dia mengatakan persiapan di lapangan seperti saat pengecekan yang dilakukannya semalam di antaranya perahu karet. Selain itu, juga persiapan posko kesehatan, dapur umum, dan tempat mengungsi yang masih kurang diperlebar lagi. 

Sedangkan, menurutnya untuk jangka pendek mengatasi banjir melalui pengerahan pompa air. Dia mengatakan pompa air juga digunakan untuk genangan-genangan yang ada di jalan.

Dia mengatakan untuk menyelesaikan masalah jangka panjang melalui normalisasi sungai, pengerukan sungai maupun sumur resapan. "Tapi ini kan kita belum bisa bergerak sekarang," kata dia.

Menurutnya, tidak mungkin saat banjir akan mengeruk sungai. Sedangkan untuk normalisasi Kali Pesanggrahan, Angke, dan Sunter (PAS) memerlukan pembebasan tanah. Begitupula resapan air belum dimulai karena anggaran belum diketok oleh dewan. 

Menurutnya, target sumur resapan sebanyak 10 ribu dengan anggaran Rp 250 miliar. Dan, untuk pembebasan normalisasi sungai membutuhkan Rp 450 miliar. Dia mengaku bisa mengurangi delapan sampai 12 titik banjir dengan fokus di kali PAS.

Sementara itu, Jokowi mengaku area banjir terlalu banyak. Di antaranya yang diceknya semalam Rawa Buaya, Kampung Pulo, Kampung Melayu, Bukit Duri, Tebet, Cengkareng, Bidara Cina, Rawa Jati, Pejaten, dan Pasar Minggu. 

Dia berharap masalah banjir bisa dipercepat semua. Karena itu, Jokowi meminta bantuan dari pemerintah pusat untuk mengoordinasikan dengan daerah lain. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement