REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Jalur Alternatif Kota Solo-Gunung Kidul, DI Yogyakarta, persisnya kawasan pabrik tekstil PT Sritek Kabupaten Sukoharjo, terputus total. Ini akibat banjir yang melanda area tersebut sejak Sabtu (5/1) malam. Air menggenangi jalan tersebut setinggi 50 hingga 100 sentimeter.
Kepolisian Resor Sukoharjo terpaksa harus mengalihkan arus lalu-lintas di kawasan tersebut melalui jalan raya Mandan, Sukoharjo Kota hingga Banmati, Sukoharjo.
Iwan Setyawan (35 tahun), salah satu warga Jetis, Sukoharjo, mengatakan, air mulai menggenang kawasan Sritek sejak, Sabtu (5/1) pukul 22.00 malam. Namun, hingga Ahad (6/1) siang, ketinggian air hanya berkurang sekitar 10 hingga 20 sentimeter.
''Enggak tahu air bisa surut atau tidak. Ini kondisi cuaca setengah hari saja sudah mendung gelap lagi. Kalau hujan lebat lagi, genangan air semakin tinggi,'' kata karyawan perusahaan pabrik tekstil ini.
Kondisi genangan air dis epanjang jalan raya PT Sritex saja ketinggian air diatas perut orang dewasa. Sekarang, sudah berkurang tapi sedikit. Kendaraan tidak bisa lewat sama sekali. Semalam, banyak yang nekat menerabas genangan air. Tapi, begitu di tengah-tengah semua kendaraan macet. Pengguna jalan nekad menerabas, karena ingin jalan pintas. Kalau lewat jalur lain, sangat jauh.
Masih menurut Iwan, banjir yang melanda kawasan PT Sritex pada awal tahun 2013 merupakan banjir terparah selama kurun waktu lima tahun sejak tahun 2007 silam. Meski hujan deras, tidak biasanya ketinggian air di jalan raya mencapai perut orang dewasa.
''Hujan kali ini yang paling parah sejak tahun 2007. Biasanya, setiap hujan deras memang jalan ini tergenang air. Tapi, masih bisa dilewati kendaraan. Untuk banjir kali ini, jalan tidak bisa dilalui kendaraan lantaran ketinggian air mencapai perut orang dewasa,'' imbuh Iwan.