REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan tarif tenaga listirik (TTL) per tiga bulan yang dilakukan pemerintah dinilai sebagai langkah yang baik. Mengingat langkah tersebut dapat menguntungkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tidak hanya itu, kenaikan TTL juga bakal meningkatkan rasio elektrifikasi dibutuhkan investasi pembangkit, jaringan transmisi serta distribusi.
"Opsi kenaikan tarif listrik per tiga bulan merupakan opsi terbaik yang dipilih pemerintah. Perusahaan listrik milik negara, PLN bisa menambah investasi pembangkit hingga transmisi dengan kenaikan TTL," kata pengamat energi Fabby Tumiwa di Jakarta, Rabu (2/1).
Ia mengatakan, pemerinah telah mengkaji keuntungan dan kerugian terkait dampak dari kenaikan TTL tersebut. "Jika tarif listrik langsung naik 15 persen akan memberatkan masyarakat. Sementara bila dinaikkan per tiga bulan, kemungkinan efeknya tidak terlalu besar," paparnya.
Sedangkan Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Satya Zulfanitra, mengatakan tahun ini akan ada kenaikan tarif empat kali, yakni pada Januari, April, Juli, dan Oktober.
Kenaikan TTL diperlukan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi tahun ini menjadi 77,65 persen dari tahun lalu sebesar 75,3 persen. Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dibutuhkan investasi pembangkit, jaringan transmisi, dan distribusi. Apalagi, dari perhitungan pemerintah, dengan kenaikan tarif listrik tahun ini bertahap per tiga bulan, kenaikan inflasi hanya 0,3 persen.