REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kecelek setelah mengecek dan masuk gorong-gorong di sekitar Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat.
"Di bayangan saya, pikiran saya di bawah ini gorong-gorongnya gede (jadi) bisa main sepakbola. Kenyataannya 60 centimeter (cm) kedalamannya. Diameter 60 centimeter, ya gimana," ujar Jokowi usai mengecek gorong-gorong, Rabu (26/12).
Jokowi mengatakan jika melihat kondisi gorong-gorong tersebut jelas kurang. Menurutnya, kalau hujan normal kemungkinan masih bisa menampung sedikit. Namun, jika hujan seperti kemarin sudah 120 milimeter maka tidak bisa menampung. Menurutnya, jika gorong-gorong diganti atau diperbesar tidak masalah namun Jokowi mengaku hanya mempunyai waktu sehari dua hari sampai Januari.
Karena itu, dia mengatakan penyebab genangan di Thamrin dan sekitarnya bukan karena sampah karena sudah dikeruk sebulan lalu dan bersih. Namun, disebabkan kapasitas kurang besar. Sementara itu, Jokowi mengaku belum mengetahui diameter yang ditengah. “Nanti kita cek. Siapa tahu yang di tengah itu yang bisa main sepak bola,” kata dia.
Namun, menurutnya saat ini yang terpenting adalah mengejar musim hujan Desember hingga Januari sehingga berpikir jangka sangat pendek. Agar tidak sampai menyusahkan masyarakat.
Dia mengatakan untuk mengatasi permasalahan gorong-gorong dalam jangka pendek yakni pemasangan pompa untuk ditarik ke Cideng dan Waduk Melati. Menurutnya, sore ini ada terdapat empat titik yang ditaruh pompa yakni Thamrin-HI, Tri Sakti, Gatot Subroto dan depan SCTV. Selain itu, juga membuka pintu gorong-gorong dan dijaga agar masyarakat yang lewat tidak terperosok.
Sedangkan, untuk jangka panjang gorong-gorong tersebut akan diperbesar namun menunggu anggaran. Untuk itu, sambil menunggu harus ada tindakan supaya tidak dipikir tidak melakukan apa-apa.
Namun demikian, Jokowi ingin melihat gorong-gorong di tengah Jalan Thamrin terlebih dahulu. Menurutnya, permasalahannya tutup kurang besar. Karena itu, dia menginstruksikan agar semua mengecek ke lapangan. “Kepala dinas cek. Sudin saya suruh cek. Walikota saya suruh cek. Semuanya harus cek. Ke lapangan semuanya. Harus turun,” kata dia.