REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Timur Pradopo menegaskan pihaknya sudah melakukan langkah-langkah strategis untuk menindaklanjuti peristiwa Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (21/12). Ia mengatakan sudah meminta bantuan Korps Brimob.
“Korps Brimob sudah langsung membackup wilayah Sulawesi Tengah khususnya di Poso,” katanya saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma usai menjemput Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (21/12).
Tak hanya satuan Brimob, Kapolri juga mengatakan satuan-satuan yang memang memiliki kemampuan untuk melakukan penyelidikan juga sudah ada di lokasi. Sampai saat ini pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan.
Kapolri juga meminta agar masyarakat membantu pelaksanaan tugas polri dan TNI di kawasan tersebut. “Kita tetap melakukan operasi penegakkan hukum,” katanya.
Seperti diberitakan, baku tembak antara petugas Brimob Polda Sulawesi Tengah dan sekelompok orang yang diduga teroris terjadi Kamis (20/12) pada saat petugas Brimob melakukan patroli rutin di Desa Ambrana, Poso Pesisir, dan sekitar Gunung Kalora, Sulawesi Tengah.
Tiga anggota Polri tewas. Mereka yang gugur adalah Briptu Ruslan, Briptu Winarto, dan Briptu I Wayan Putu Ariawan. Sementara tiga korban luka berat terkena peluru yakni Briptu Eko Wijaya Sumarno, Briptu Siswandi, serta Briptu Lungguh Unggara.
Dua dari tiga jenazah polisi korban penembakan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, diterbangkan ke kampung halamannya, Jumat (21/12).