REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua dewan penasehat ICMI, Jimly Assidiqie mengungkapkan, menghadapi Pemilu 2014, mulai 2013 ICMI akan menjaga jarak dengan partai.
Jimly menjelaskan kebijakan itu agar gerakan intelektual tidak bercampur dengan gerakan politik. Sebagai kaum intelektual, kata Jimly, ICMI memiliki kekuatan besar untuk menjadi motor gerak seluruh cendekiawan muslim Indonesia.
"Insya Allah selama 2013, ada jarak antara partai dengan ICMI sebaga gerakan intelektuil," tegas Jimly usai Silaknas ICMI di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (20/12).
Hal serupa juga diungkapkan mantan Ketua Presidium ICMI, Nanat Fatah Natsir. Menurutnya, secara personal, kader ICMI diperbolehkan aktif di dalam partai.
Namun, secara kelembagaan, ICMI akan tetap independen. Sebab, berpolitik adalah hak setiap orang. Bahkan, imbuh Nanat, cendekiawan tidak boleh alergi dengan politik.
ICMI juga merekoomendasikan pemerintah segera melakukan sinergitas budaya, ilmu pengetahuan dan keimanan dan ketaqwaan serta mendorong syiar Islam sebagai pilar penting membangun peradaban.