REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jajaran Kepolisian diharapkan bersikap netral, independen, dan profesional dalam menyikapi pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) di Sulawesi Selatan (sulsel) dan Jawa Barat (Jabar). Sebab indikasi pemihakan mulai diperlihatkan sejumlah oknum kepolisian menjelang pelaksanaan Pilgub di kedua daerah tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane di Jakarta, Kamis (20/12). Korps Bhayangkara diminta menjaga kamtibmas di daerahnya masing-masing baik menjelang maupun saat pelaksanaan Pilgub.
"IPW mengimbau Mabes Polri mengingatkan Kapolda Sulsel dan Kapolda Jabar untuk mengontrol dan memperingatkan jajarannya," imbuhnya.
Pelaksanaan Pilgub Sulawesi Selatan pada 22 Januari 2013 mendatang perlu diantisipasi secara cermat oleh jajaran Polda. Hal ini mengingat masyarakat Sulsel sangat dinamis dan cenderung radikal.
Sebab itu jika terjadi pemihakan sebagian oknum kepolisian terhadap calon gubernur (cagub) tertentu dikhawatirkan bisa menyulut sikap anarkis masyarakat. Apalagi, beberapa waktu lalu salah satu cagub sempat dilempar bom rakitan dan hingga kini kasusnya tak kunjung dituntaskan Polda Sulsel.
Sementara pada pelaksanaan Pilgub Jabar pada 24 Februari 2013 mendatang, salah satu calonnya adalah perwira tinggi Polri yang maju lewat jalur independen. IPW berharap jajaran Polda Jabar bersikap netral menyikapi pencalonan ini agar tidak muncul protes-protes dari masyarakat.
Neta menambahkan, tampilnya perwira Polri sebagai cagub patut diapresiasi. Hal ini bisa menjadi tolok ukur sejauh mana rakyat menaruh simpati pada Polri, meski demikian pemihakan tidak dibenarkan.