Rabu 19 Dec 2012 14:01 WIB

Reformasi Belum Membawa Kesejahteraan

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Hazliansyah
Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD
Foto: Widodo S. Jusuf/Antara
Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Era reformasi yang menginjak usia 14 tahun dianggap belum melahirkan lembaga negara yang efektif. Akibatnya, lembaga negara tak bisa melahirkan kepemimpinan yang membawa rakyat pada kesejahteraan.

"Reformasi tidak melahirkan kepemimpinan yang efektif dan belum mensejahterakan rakyat," kata Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat berbicara dalam Seminar Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) bertajuk Kepemimpinan Nasional Dalam Membangun Peradaban, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (19/12).

Menurut Mahfud, Indikasi ketidakmampuan itu adalah masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia. Meskipun, menurut penilaian sejumlah pihak, pertumbuhan ekonomi sudah bagus.

Masih menurut Mahfud, ada kemungkinan yang salah dengan reformasi yang dilakukan Indonesia. Karena, masih ada yang menganggap reformasi tidak lebih baik daripada era sebelumnya.

Di tempat yang sama, Pakar Politik LIPI Indria Samego menilai, setelah sekian lama reformasi digulirkan, arah menuju demokrasi masih belum terlihat secara jelas. Apalagi, bila dikaitkan dengan sejumlah faktor yang mendukungnya.

"Nampaknya transisi menuju demokrasi ini berlangsung kian terjal penuh hambatan. Dengan kata lain, para pemimpin dan aktor politik lebih tertarik pada peristiwa politik jangka pendek dan kepentingan kelompok yang lebih sempit," ujarnya.

Dengan demikian, lanjut Indria, reformasi telah membawa bangsa Indonesia ke lembah pertikaian yang berkepanjangan, mengabaikan integrasi nasional dan ideologi politik yang sesuai dengan cita-cita bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement