Rabu 12 Dec 2012 12:52 WIB

Waspadai, Sudah Ada Mutasi Virus Burung H5N1 pada Unggas

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1).
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Seorang petugas Dinas peternakan melakukan penyomprotan di kandang ayam warga untuk mencegah virus flu burung (H5N1).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Saat ini sudah terjadi mutasi virus flu burung H5N1 yang menjadi clade atau jenis baru yaitu clade 2.3.2. Mutasi ke clade 2.3.2 sudah dilaporkan terjadi pada unggas di Indonesia, juga di Vietnam Cambodia, Nepal, India, Bangkadesh, Bhutan, Japan, Korea dan Hongkong.

Hal itu dikemukakan  Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Prof Tjandra Yoga Aditama, Rabu (12/12). Namun, dia menambahkan, sampai sejauh ini, tidak ada manusia di Indonesia yang tertular dengan virus flu burung H5N1 dengan clade yang baru.

Penularan clade baru pada manusia pernah dilaporkan di Cina, Hongkong dan Bangladesh. Sehubungan dengan hal tersebut Dirjen P2pL sudah membuat surat edaran Nomor PM.01.01/D/II.1/1709/2012 yang ditujukan kepada  Dinas Kesehatan di daerah.

Isi dari surat edaran tersebut antara lain: Pertama,  Mewaspadai kalau ada kematian unggas dalam jumlah besar;  Kedua, Mencegah dan mengawasi kemungkinan manusia kontak dengan kematian unggas dalam jumlah besar; Ketiga, kalau sekiranya ada kontak dari dekat antara manusia dengan kematian unggas dalam jumlah besar, maka dilakukan prosedur penanganan dengan baik; Keempat; Mengecek logistik, melakukan koordinasi dan monitoring; Kelima, Melaporkan bila terdapat perkembangan yang perlu diwaspadai.

 ''Saya sudah membicarakan hal ini dalam pertemuan dengan petugas surveilans di berbagai provinsi dan meminta peningkatan kewaspadaan  pada rapat 9 Desember lalu,''kata Prof Tjandra.

 

Di samping itu, dia  menambahkan, pihaknya sudah  berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk memantau perkembangan yang ada, serta dengan para ahli terkait. ''Setiap perkembangan yang ada dan bahan ilmiahnya selalu disebarkan ke daerah-daerah serta  melakukan koordinasi dengan organisasi internasional,''tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement