Ahad 02 Dec 2012 20:45 WIB

Tiga Bulan, Muncul 5.000 Kasus HIV/AIDS Baru

Rep: Ira Sasmita/ Red: Hafidz Muftisany
Peduli HIV/AIDS
Foto: Antara
Peduli HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Data Kementerian Kesehatan pada kuartal kedua dari bulan April sampai Juni 2012 muncul 3.892 kasus baru HIV dan 1.673 kasus baru AIDS di Indonesia. Sebanyak 72 persen diantaranya dialami oleh penduduk usia produktif antara 25 hingga 47 tahun.

"Mayoritas karena hubungan heteroseksual yang tidak aman, yang akhirnya menimbulkan kasus baru pada bayi dan anak," kata Kemal N Siregar, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, saat membuka acara Peringatan Hari AIDS Sedunia di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta Selatan, Ahad (2/11).

Menurut Kemal, kasus HIV dan AIDS meningkat tajam pada lima tahun terakhir. Ironisnya, kasus tersebut tidak hanya menimpa pelaku hubungan seks tidak aman. Tetapi menular pada Ibu Rumah Tangga dan bayi. Karena 85 persen pelaku hubungan seks tidak aman merupakan kaum laki-laki produktif.

"Yang paling banyak itu memang tenaga kerja, di daerah-daerah pembangunan yang pesat. Seperti sektor pertambangan, pelayaran, konstruksi, transportasi," jelas Kemal.

KPA, lanjut dia, mencatat terdapat 141 Kabupaten/Kota di Indonesia sebagai kantong penyebaran HIV dan AIDS paling tinggi. Mayoritas daerah-daerah itu jauh dari pusat kota, atau daerah yang baru memulai pembangunan.

Seperti daerah Pantura, kawasan wisata di pantai selatan Jawa, Aceh, dan Lampung. Kemudian daerah pelayaran antar pulau seperti Kalimantan Barat, Pangkal Pinang, Pangkal Pinang, Bintan, dan Kepulauan Riau. Daerah-daerah baru berkembang seperti Maluku, Nusa Tenggara Barat, hingga Papua juga disebut sebagai kantong penyebaran HIV dan AIDS paling tinggi.

Dikatakan Kemal, di 141 Kabupaten/Kota itulah kasus HIV dan AIDS pada Ibu dan anak meningkat pesat. Dari 120.000 kasus, 7.000 menimpa Ibu dan anak. Sehingga, menurutnya, KPA pada 2013 nanti akan memfokuskan upaya penanggulangan HIV dan AIDS pada dunia kerja.

Tanpa melupakan sosialisasi pencegahan penularan HIV dan AIDS melalui penggunaan jarum suntik untuk penggunaan obat-obat terlarang.

"Fokus utamanya kami bekerja di 33 provinsi dengan Dinas Tenaga Kerja tiap wilayah. Karena kebanyakan para pekerja itu minim pengetahuan tentang HIV dan AIDS," ungkap Kemal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement