Kamis 29 Nov 2012 08:15 WIB

Lahan Dieksekusi, Warga Lantunkan Shalawat

Rep: S. Bowo Pribadi/ Red: Hafidz Muftisany
Sejumlah mobil melintas di jalan tol Semarang-Solo seksi I Semarang-Ungaran yang telah dibuka untuk umum, di Semarang, Jateng, Sabtu (20/8).
Foto: ANTARA/R. Rekotomo
Sejumlah mobil melintas di jalan tol Semarang-Solo seksi I Semarang-Ungaran yang telah dibuka untuk umum, di Semarang, Jateng, Sabtu (20/8).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN--Siap menghadapi upaya eksekusi, warga terkena proyek (WTP) Desa Lemah Ireng, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang lantunkan shalawat. Puluhan WTP Lemah Ireng juga memanjatkan doa bersama.

Saat pasukan pengamanan eksekusi penguasaan lahan di apelkan, WTP sudah menduduki lahan obyek eksekusi untuk proyek Jalan Tol Semarang- Solo Seksi II.

Mereka sepakat untuk mempertahankan aset tersebut karena harga ganti rugi yang diberikan pemerintah dianggap kurang layak.

Warga juga mengusung berbagai spanduk berukuran besar bertuliskan penolakan atas upaya eksekusi yang akan dilaksanakan pagi ini. Antara lain bertuliskan "Kami menolak ganti rugi yang tak layak" dan "Kami Menolak Eksekusi sebelum ada kesepakatan".

"Sampai kapan pun kami tidak akan melepas tanah ini jika harga ganti rugi tidak sesuai dengan keinginan kami," ungkap Kusman Sutiyono yang dikonfirmasi di lokasi eksekusi, Kamis (29/11).

Sementara itu, dalam arahannya kepada pasukan pengamanan eksekusi, Kapolres Semarang, AKBP IB Putra Narendra menyampaikan pihaknya akan menghindari bentrokan fisik dengan WTP Lemah Ireng.

Polisi, jelasnya, akan mengupayakan langkah- langkah persuasif untuk meminta warga tidak menghalangi upaya eksekusi ini. "Namun demikian, polisi juga meminta WTP untuk tidak melakukan hal- hal yang di luar kendali," tegas Narendra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement