Selasa 27 Nov 2012 21:07 WIB

Polisi Diminta Fokus Cari Pemasok Amunisi Grup Separatis

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Prajurit Kopassus TNI AD melakukan penjagaan di Bandara Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Senin (12/11).   (Antara/Andika Wahyu)
Prajurit Kopassus TNI AD melakukan penjagaan di Bandara Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Senin (12/11). (Antara/Andika Wahyu)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Selama belum ada bukti cukup, pelaku penyerangan dan pembakaran Mapolsek Pirime Kabupaten Lanny Jaya, Papua sebaiknya tetap dianggap sebagai orang tidak dikenal (OTK).

"Meski mengarah pada kelompok separatis, tidak bijaksana kalau menghakimi sebelum ada dukungan bukti yang kuat," ujarnya saat dihubungi, Selasa (27/11).

Ia mengatakan pelaku penyerangan masih dalam penyelidikan. Namun, jenis senjata yang digunakan diketahui jenis lama yang kerap digunakan kelompok separatis. Menurut dia perlu ada uji balistik sisa peluru untuk mengetahui jejak mereka.

Dilihat dari sisi senjata, sebenarnya kelompok separatis tersebut tidak memiliki banyak. Wawan menyebut jumlahnya mencapai ratusan. Justru, kepolisian perlu fokus mencari siapa pemasok amunisi bagi kelompok ini.

"Perlu dikaji di lapangan siapa pemasoknya. Apakah penyelundup atau bukan. Sebab amunisi yang mereka gunakan adalah pabrikan dan sebagian masih baru," katanya.

Sedangkan dari segi jumlah amunisinya, kelompok ini tampaknya mulai kehabisan amunisi. Dalam memberantas kelompok ini, polisi kini mengalami situasi yang berbeda. Ada faktor hak asasi manusia (HAM) yang patut diperhatikan.

Wawan menambahkan aparat keamanan tidak berani gegabah dalam mengambil tindakan sebelum ada bukti yang kuat. Karena itulah, polisi seakan lebih hati-hati menyikapi teror dari kelompok separatis. Di sisi lain, sikap polisi ini semakin membuat kelompok itu lebih berani terhadap polisi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement