Selasa 27 Nov 2012 18:14 WIB

Kementan Belum Tahu Rencana Impor Daging

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Dewi Mardiani
Sapi impor
Sapi impor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku belum mengetahui adanya rencana impor daging sapi yang diajukan oleh Kementerian Perdagangan.  Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan Syukur Iwantoro, segala sesuatu yang terkait dengan impor harus melalui rapat dan pembahasan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 

"Sejauh ini saya belum mendengar ada tambahan," tutur Syukur dalam temu pers di Kantor Kementerian Pertanian, Selasa (27/11) sore.  Sebelumnya, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan pemerintah berniat kembali untuk melakukan impor daging. Langkah ini diambil untuk stabilisasi harga daging di pasaran.     

Lebih lanjut, Syukur menjelaskan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tentu akan mengundang menteri-menteri terkait untuk membicarakan hal ini jika diperlukan. Kementan, hanya akan mengajukan stok dan potensi sapi bakalan serta daging sapi di dalam negeri sebagai bahan pertimbangan. "Semua itu di bawah kewenangan menko. Di situ diputuskan," ujar Syukur.

Berdasarkan data dari Dirjen PKH Kementan, per Selasa (27/11), stok sapi di tangan feedloter tercatat 118.458 ekor. Jumlah itu terdiri dari 79.442 sapi bakalan impor dan 39.016 sapi bakalan lokal.  Sebanyak 17 ribu ekor sapi yang siap dilepaskan feedloter dalam waktu dekat, 60 persen diprioritaskan untuk DKI.

Untuk kebutuhan industri, Direktur Kesehatan Manusia Veteriner Ditjen PKH Kementan Achmad Junaidi menyebut masih ada 3.753 ton daging sapi impor sisa kuartal II yang tersedia untuk industri. "Jadi, sesungguhnya pasokan cukup," ujar rekan Achmad, Direktur Budidaya Ternak Ruminansia Ditjen PKH Kementan Fauzi Luthan.

Syukur membenarkan apabila stok sapi bakalan dan daging sapi cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Lalu, mengapa harga daging di pasaran melonjak? Syukur menilai ini tak lepas dari faktor psikologis akibat tingginya harga sapi bakalan impor asal Australia. Harga bobot hidup sapi per kg di Australia per Oktober mencapai 3,02 dolar AS atau sekitar Rp. 29 ribu. 

Setelah dipelihara selama tiga bulan, harga bobot hidup di pasaran naik menjadi Rp 32 ribu hingga Rp 35 ribu per kg.  Harga yang tinggi dari Australia akan menjadi barometer bagi daerah-daerah di Tanah Air.  "Ini kesimpulan sementara. Jika andalkan impor, inilah dampaknya," kata Syukur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement