REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Hingga akhir tahun ini, PT Pertamina (Persero) memperkirakan akan terjadi kelebihan konsumsi BBM bersubsidi sebesar 1,227 juta kiloliter.
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Hanung Budya, menyatakan, "Untuk premium 400.000 kiloliter dan solar sebesar 827.000 kiloliter."
Menurut dia, pemerintah menilai perlu mengendalikan penyaluran BBM bersubsidi agar kuota tidak terlampaui dan tugas ini diberikan kepada PT Pertamina.
Caranya dengan kitir yaitu penjatahan secara proporsional disetiap provinsi sesuai dengan sisa kuota dibagi jumlah hari tersisa hingga akhir tahun.
Menurut dia, Pertamina sudah melakukan pendataan sejak 19 November dan mulai memotong pasokan BBM subsidi per SPBU sebesar 10 persen.
"Hingga 24 November 2012 realisasi penyaluran premium mencapai 25,2 juta KL dan solar sebanyak 12,9 juta KL," ujarnya.
Menurut dia, Pertamina menyiapkan dana sekitar Rp6 trilun untuk penambahan kuota BBM bersubsidi bila jumlah yang ada kurang. Dia mengatakan kuota BBM bersubsidi ditiap daerah akan habis pada tanggal yang berbeda-beda.
"Untuk Provinsi DKI Jakarta premium akan habis 19 Desember dan solar 30 November," ujarnya.
Menurut dia, peningkatan konsumsi premiun meningkat rata-rata delapan persen pertahun, bahkan pada 2011 meningkat mencapai 11 persen dan pada 2012 diperkirakan sebesar 12-13 persen. Dia mengatakan, konsumsi solar dalam lima tahun terakhir meningkat rata-rata enam persen.
"Untuk beberapa daerah peningkatan penggunaan BBM bersubsidi disebabkan pertumbuhan ekonomi karena sumber daya alam. Pertumbuhan BBM meningkat 25 persen harus dicermati," katanya.
Pemerintah menetapkan kuota BBM bersubsidi tahun 2012 sebesar 40 juta kiloliter. Namun pada bulan September 2012 pemerintah mengajukan tambahan kuotanya sebesar 4 juta kiloliter.
Menurut Hanung, Pertamina mendapat tugas sebesar 43,88 juta kiloliter dari jumlah kuota BBM itu. Untuk 2013, kuota BBM subsidi ditingkatkan menjadi 46 juta kilo liter.