REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutaro menyatakan setuju pencak silat baik sebagai budaya asli bangsa Indonesia maupun sebagai olahraga dimasukkan sebagai kurikulum sekolah di Indonesia.
"Pencak silat merupakan budaya dan olahraga yang bisa membentuk karakter bangsa, sehingga perlu terus dilestarikan," kata Endriartono pada acara pembukaan Festival Seni Pencak Silat Indonesia 2012, di Taman Bunga Wiladatika, Jakarta, Sabtu (17/11).
Festival Seni Pencak Silat Indonesia 2012 yang diikuti 21 perguruan silat ini dibuka oleh Ketua Umum Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI), Hayono Isman.
Menurut Endriartono, jika pencak silat dimasukkan dalam kurikulum atau ekstra-kurikulum sekolah, maka diikuti oleh seluruh pelajar di Indoesia, sehingga secara sadar atau tidak, turut melestarikan budaya bangsa dan berlatih olahraga yang memiliki dampak membentuk karakter bangsa.
Sebagai generasi penerus, menurut dia, bangsa Indonesia sudah sepatutnya meneruskan semangat perjuangan, melestarikan, mengangkat, dan mengembangkan pencak silat yang merupakan budaya asli bangsa Indonesia.
"Namun, akhir-akhir ini sedang mengalami krisis akibat dampak dan pengaruh dari berbagai budaya asing dan globalisasi," katanya.
Menurut dia, jika bangsa Indonesia tidak mampu melestarikan dan memeliharanya, secara benar, jujur, serius, konsekwen dan konsisten, maka di tengah kepungan budaya asing, maka bidaya asli bangsa Indonesia akan semakin tergerus.
Sementara itu, Mantan Presiden Pesilat Antarbangsa, Eddi Nalapraya mengatakan, bangsa Indonesia perlu melestarikan budaya silat dengan cara melakukan pembinaan terhadap perguruan silat.
Menurut dia, perguruan silat adalah rohnya pencak silat yang merupakan budata dan membentuk karakter bangsa Indonesia. "Wajar jika pemerintah melakukan pembinaan dan memberikan bantuan kepada perguruan silat," kata mantan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PB IPSI).
Sementara itu, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Tunas Dwidharto, menambahkan, untuk melastarikan dan mengembangkan pencak silat, sebaiknya dimasukkan dalam kurikulum sekolah di seluruh Indonesia.
Tunas sudah membicarakan usulan ini kepada Sekretaris Jenderal Kemenpora dan sudah menjadi wacana di Kemenpora. Menurut dia, pencak silat merupakan olahraga yang memiliki dampak positif yakni membentuk yakni membentuk mental dan baik, sportif, dan jujur.
"Dengan terus mengembangkan pencak silat berarti membentuk karakter yang baik sekaligus mengembangkan budaya asli bangsa Indonesia," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Tunas juga meningatkan, dengan aktivitas di pencak silat remaja dan generasi muda bisa terhindar dari ancaman bahaya narkoba.
Menurut dia, ancaman bahaya narkoba saat ini sudah menyebar di tengah bangsa Indonesia dan menjadi penyebab kematian sekitar 15 ribu jiwa per tahun.
Ia menilai, aktivitas di pencak silat menjadi salah satu benteng untuk menghindari bahaya narkoba. Pada kesempatan tersebut, Tunas juga mengajak para pesilat untuk meneriakkan yel-yel anti narkoba.