REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, di Kakaskasen, Farid Ruskanda Bina, mengatakan aktivitas Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, berangsur menurun pascaletusan pada Minggu (7/10) pukul 14.05 WITA.
"Penurunan aktivitas ini ditandai dengan semakin berkurangnya frekwensi kegempaan vulkanik dalam dan vulkanik dangkal," kata Farid, di Tomohon, Senin.
Dia mengatakan sejak pukul 00.00 WITA hingga 12.00 WITA terekam 10 kali gempa vulkanik dalam dan 24 kali gempa vulkanik dangkal. Sedangkan, di periode pukul 12.00 WITA hingga 18.00 WITA hanya terekam dua kali gempa vulkanik dangkal.
Penurunan frekwensi kegempaan ini, menurut Farid, jauh lebih sedikit dibanding dengan frekwensi kegempaan yang terekam sebelum letusan yang mencapai seratusan lebih.
"Harapannya aktivitas kegempaan akan semakin menurun menuju normal. Apalagi, status siaga Gunung Lokon sudah bertahan setahun lebih sejak dimulai Juli 2011," kata dia.
Farid berharap warga tetap mematuhi radius bahaya sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan Gunung Lokon. Karena bila sewaktu-waktu terjadi letusan, maka letusannya dapat menjangkau daerah radius bahaya.
"Hingga kini PVMBG Bandung masih menetapkan status siaga level III. Status seperti ini hendaknya juga ditindaklanjuti dengan kesiagaan," harapnya.