REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Teror ancaman bom kembali mengguncang Cirebon. Kali ini, teror dialamatkan ke Rumah Sakit (RS) Hasna Medika di Jalan Ki Ageng Tapa No 08, Desa Palimanan Timur, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Rabu (12/9).
Lokasi RS itu tak jauh dari Pondok Pesantren Kempek, Kecamatan Gempol, tempat berlangsungnya Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) pada 14-17 September 2012. Rencananya, acara itu akan dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Petugas keamanan RS Hasna Medika, Mukmin, menjelaskan ancaman teror bom awalnya diterima tiga orang staf Bagian Administrasi RS, yakni Desi, Ica, dan Indah. Ancaman melalui telefon itu berasal dari seorang laki-laki sekitar pukul 10.00 WIB.
"Ancaman itu masuk melalui telefon dalam, bukan di pos keamanan," tutur Mukmin di Cirebon.
Dalam pembicaraannya, penelpon mengatakan telah meletakkan bom di RS tersebut. Kontan saja informasi itu membuat ketiga orang staf tersebut ketakutan dan melaporkannya kepada karyawan RS lain yang bernama Siska. Siska pun langsung melaporkannya kepada polisi.
Polisi yang menerima laporan tersebut segera mendatangi lokasi. Tim Gegana langsung meluncur dan melakukan penyisiran di seluruh penjuru RS. Namun, petugas tidak menemukan bom ataupun benda yang mencurigakan.
Kapolres Cirebon, AKBP Hero Henrianto Bachtiar saat dikonfirmasi, menyatakan Unit Gegana Brimob Detasemen C Polda Jabar sudah menyisir seluruh sudut rumah sakit. Namun ternyata hasilnya nihil.
"(Ancaman bom) bohong itu, setelah kami sisir tidak ada bom atau benda mencurigakan lain," tegas Hero.
Hero menjelaskan pihaknya telah meminta keterangan sejumlah saksi yang terkait dengan hal itu. Ketika disinggung mengenai ancaman bom itu kemungkinan berkaitan dengan rencana kedatangan Presiden SBY, Hero menampiknya.
Ia meyakinkan pengamanan akan dilakukan penuh dengan koordinasi semua elemen terkait, termasuk unsur masyarakat. Hingga berita ini diturunkan pihak manajemen RS Hasna Medika enggan dikonfirmasi.