REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengingatkan sumber daya alam Indonesia semakin menipis, terutama minyak bumi yang akan habis dalam 12 tahun ke depan.
"Indonesia dihadapkan empat persoalan besar, yakni kian menipisnya sumber daya alam (SDA), ledakan penduduk, sistem pemerintahan lemah dan tidak efisien, serta ketidakseimbangan ekonomi," katanya di Semarang, Jawa Tengah, Selasa.
Usai memberikan kuliah umum bertema "Revitalisasi Kebudayaan Nasional Sebagai Landasan Untuk Membangun Indonesia Baru Abad XXI" di Universitas Diponegoro Semarang, purnawirawan jenderal bintang tiga itu mengatakan, kian menipisnya SDA juga terjadi pada gas alam yang akan habis dalam 34 tahun ke depan, sementara batu bara masih bertahan hingga 79 tahun lagi.
"Begitu minyak bumi habis, persediaan gas alam juga lebih cepat habis karena dipakai menggantikan minyak. Kalau tidak ketemu sumber gas alam baru, tidak punya cadangan, ya habislah," katanya.
Permasalahan kedua, kata dia, pertumbuhan penduduk Indonesia yang cukup besar, yakni setiap tahunnya sebesar 1,6 persen dari keseluruhan jumlah penduduk atau mencapai 3,8 juta penduduk per tahun.
Dibandingkan Malaysia, kata dia, pertumbuhan penduduk Indonesia selama 10 tahun setara dengan populasi negara itu, dan 10 tahun pertumbuhan penduduk Indonesia enam kali populasi penduduk Singapura.
"Karena itu, dalam 20 tahun ke depan akan ada 76 juta penduduk baru Indonesia. Ini berimplikasi pada pemenuhan kebutuhan perumahan, sekolah, makanan, rumah sakit, pekerjaan, dan transportasi," katanya.
Sistem pemerintahan lemah, tidak efisien, dan korup turut menjadi masalah, kata dia, sebab saat ini 17 dari 33 gubernur di Indonesia kena masalah hukum dan 138 dari 500 bupati/wali kota juga terkena.
"Padahal, penduduk Indonesia relatif sedikit dibandingkan China dan India. Bayangkan, setiap pemerintah daerah otonom di China membawahi 42 juta orang dan di India membawahi 34 juta orang," katanya.
Sementara di Indonesia, kata dia, setiap pemerintah daerah otonom rata-rata hanya menaungi 484 ribu orang, tetapi sistem pemerintahan dari aspek efisiensi dan integritas kalah dengan dua negara itu.
"Masalah terakhir, ketidakseimbangan ekonomi karena banyak kekayaan nasional yang mengalir ke luar setiap tahun. Ini adalah tantangan yang dihadapi dan harus segera dicari penyelesaiannya," kata Prabowo.