REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX (red. KPH. Ambarkusumo) tidak mau berkomentar sama sekali saat dimintai pendapatnya tentang pengangkatan KPH Ambarkusumo sebagai penasehat dalam susunan organisasi dan pejabat (Pengageng) Kadipaten Pakualaman di Puro Pakualaman dari Kubu KPH Anglingkusumo.
''Nuwun sewun no comment''kata Paku Alam IX berkali-kali sambil meletakkan kedua telapak tangannya saat ditanya wartawan yang mengikutinya sampai Gedung Para Anom, Kepatihan Yogyakarta usai syawalan dengan Abdi Dalem Kraton dan Pakualaman, Senin (3/9).
Setali tiga uang, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X juga tidak bersedia berkomentar. ''Soal Konflik Paku Alaman jangan tanya saya, itu urusan internal," ujarnya kepada wartawan. Ia tak ingin disalahpahami bila turut memberi komentar.
"Nanti dikira saya intevensi. Biar diselesaikan secara internal mereka. Pemahaman saya hanya satu, yakni Paku Alam yang bertahta dengan segala kelengkapan simbol,'' kata Sultan lagi. Meskipun demikian Sultan berharap konflik internal di Pakualaman tidak mengganggu pelaksanaan UUK DIY. ''Semoga tidak mengganggu,''kata dia.
Sebagaimana diberitakan di Republika Senin (3/9), Kubu Anglingkusumo mengumumkan susunan organisasi dan pejabat (pengageng Kadipaten Pakualaman di Puro Pakualaman Yogyakarta , Ahad (2/9).
''Pengumuman ini jangan dikaitkan dengan konflik. Kita ingin eksis diakui masyarakat. Pengumuman ini untuk penguatan keberadaan Kadipaten Pakualaman sebagai Institusi Budaya dan Aset kebudayaan nasional,''jelas juru bicara PA IX versi Anglingkusumo, KRT Tjokrobaskoro.