Selasa 28 Aug 2012 22:30 WIB

Pemukiman Kumuh Dituding Picu Maraknya Kebakaran di Jakarta

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Djibril Muhammad
  Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, memberikan sambutan saat mengadakan apel siaga lebaran di Markas Pusat PMI, Gatot Subroto, Jakarta, Senin (13/8).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, memberikan sambutan saat mengadakan apel siaga lebaran di Markas Pusat PMI, Gatot Subroto, Jakarta, Senin (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Banyaknya pemukiman kumuh disinyalir memicu maraknya kasus kebakaran yang terjadi di Jakarta. Pasalnya hampir seluruh rumah di pemukiman kumuh terbuat dari bahan bangunan yang kurang berkualitas.

"Kualitas bahan rumah sangat rendah sehingga ketika ada percikan api, bisa mudah terbakar," ucap Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla saat ditemui di kantornya, Selasa (28/8).

Pria berusia 70 tahun ini berujar masyarakat kurang mampu harus diberi subsidi agar bisa membangun rumah yang aman. Dengan begini, diyakini bisa mengurangi risiko kebakaran ke depannya.

Saat menjabat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia, Kalla pernah membuat program rumah susun bagi masyarakat kurang mampu. Namun sayangnya, program tersebut tidak berjalan. "Dulu kami mencoba selesaikan dengan rumah susun tapi tidak efektif jalannya, malah dihentikan oleh gubernur yang sekarang," ujarnya.

Akibatnya, kata Kalla, masyarakat banyak tinggal di tempat kumuh. "Perumahan harus bertingkat (rumah susun) dan ini harus disubsidi pemerintah," himbau pria yang biasa dipanggil JK ini.

Masyarakat juga dihimbau memperhatikan pemasangan instalasi listrik. Masih rendahnya kedisiplinan masyarakat untuk memperhatikan pemasangan instalasi listrik, dapat dengan mudah menyebabkan terjadinya korsleting listrik yang berujung pada kasus kebakaran. JK pun menyebut sebagian besar kebakaran disebabkan oleh adanya hubungan arus pendek (korsleting).

Seperti diberitakan sebelumnya, selama Ramadhan hingga Idul Fitri 1433 (dari tanggal 21 Juli hingga 20 Agustus) terjadi 66 kasus kebakaran. 35 kasus diantaranya dikarenakan korsleting listrik, tiga kasus karena tabung gas meledak dan sisanya diakibatkan oleh sebab lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement