REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsudin menuturkan perbedaan pendapat dalam umat Islam, seharusnya bisa didialogkan atau didiskusikan. Namun nyatanya sekarang umat Islam malah menjauh dari silaturahim.
"Saya harapkan ke depannya umat Islam dapat mendekatkan diri satu sama lain dengan saling memahami, menghormati dan tolong menolong," imbuh Din saat ditemui pada acara Tausiah Silaturahim Idul Fitri 1433 Hijriah di Aula Universitas Islam Bandung (Unisba), Selasa (28/8). (baca: Silaturahim Kunci Menyelesaikan Masalah Indonesia).
Din juga menyoroti masalah arus globalisasi dan liberalisasi terhadap umat Islam. "Globalisasi yang menelurkan liberalisasi ekonomi dampaknya sudah sangat nyata terhadap umat Islam. Hal ini dapat dilihat umat Islam tidak tampil dengan budaya memberi, tapi justru lebih banyak meminta atau mengemis," keluh pria 53 tahun itu.
Jika umat Islam tidak bangkit mulai dari sekarang, Din memprediksi mereka akan kehilangan jati diri. "Lihat saja dominasi asing sudah luar biasa mulai dari bidang energi, telekomunikasi, hingga perbankan. Padahal tidak semua obyek bisa diserahkan ke pasar bebas," tandas ulama kelahiran Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, 31 Agustus 1958 silam itu.