Senin 27 Aug 2012 21:48 WIB

Maarif Institute: Kekerasan Sampang Kriminalisasi Minoritas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Rizal Ul Haq mengatakan penyerangan terhadap kelompok Syiah di Sampang, Madura merupakan bentuk kriminalisasi terhadap kelompok minoritas.

Meningkatnya teror terhadap kelompok-kelompok minoritas harus diwaspadai karena merefleksikan gejala eskalasi kriminalisasi yang menimpa kelompok-kelompok keagamaan yang dianggap berbeda, ungkap Fajar Riza Ul Haq dalam siaran pers dari Maarif Institute di Jakarta, Senin.

Karena itu, dia mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk mengusut tuntas kasus kekerasan itu. Menurut dia, perilaku intoleran dan aksi kekerasan bisa cepat menular di masyarakat jika pemerintah menggantung penyelesaian kasus-kasus kriminal yang berlatar belakang agama.

Di satu sisi, dia menilai ketidaktegasan, bahkan pembiaran, yang dilakukan pemerintah dan penegak hukum terhadap pelaku kekerasan bisa memberikan pemahaman sesat bahwa teror atas nama kebenaran mayoritas boleh dilakukan.

Fajar menilai pada banyak kasus, keadilan hukum seringkali tunduk pada tekanan kelompok-kelompok yang mengaku mewakili mayoritas. Padahal, hukum buta dengan pengotakan mayoritas-minoritas.

Di sisi lain, dia mengatakan masyarakat sudah kehilangan rasa hormat terhadap penegak hukum. Karena itu, dia mendorong penegak hukum supaya cakap memediasi konflik dengan fokus pada akar persoalan.

Sikap pemerintah yang tidak memberikan perlindungan dan keadilan hukum pada masyarakatnya akan terus menjustifikasi aksi-aksi kriminal, bisa atas nama agama maupun politik, katanya.

Padahal, kata dia, belum lama ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan kasus pembakaran kampung di Sukabumi akibat tuduhan menganut aliran sesat. Menurut dia, tindakan preventif lebih baik daripada penyelesaian reaktif.

Ia mengatakan jika dibiarkan, hal itu bisa menjadi ancaman serius karena sangat paradok dengan perkembangan demokrasi dan ekonomi yang kian positif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement