Senin 27 Aug 2012 09:30 WIB

Menteri Agama Kutuk Tindak Kekerasan Syiah Sampang

Rep: Indah Wulandari/ Red: Hazliansyah
Seorang warga melemparkan batu ke arah bangunan rumah, musholla dan madrasah yang dibakar massa, di Desa Blu'uran, Karangpinang, Sampang, Madura, Jatim, Kamis (29/12).
Foto: Antara/Saiful Bahri
Seorang warga melemparkan batu ke arah bangunan rumah, musholla dan madrasah yang dibakar massa, di Desa Blu'uran, Karangpinang, Sampang, Madura, Jatim, Kamis (29/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama, Suryadharma Ali, mengutuk kerusuhan dan tindak kekerasan yang dilakukan terhadap sekelompok santri pengikut Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karanggayam, Omben, Kabupaten Sampang Madura, Ahad (26/8).

Menag menegaskan, tindak kekerasan atas nama apapun, termasuk atas nama agama atau perbedaan aliran keagamaan tidak dapat dibenarkan.

"Agama mengajarkan kedamaian, dan tidak mengajarkan kekerasan. Perbedaan pendapat dalam beragama memang ada, termasuk perbedaan pandangan antara mazhab Syiah dan Sunni,"ungkap Menag dalam keterangannya pada wartawan, Senin (27/8).

Meski menemui perbedaan, Menag meminta agar hal itu diselesaikan lewat dialog yang konstruktif dan penuh persaudaraan. Dia pun menyerukan agar penyelesaian permasalahan di Sampang hendaknya dilakukan melalui dialog. Untuk itu, Menag meminta kantor wilayah Kementerian Agama setempat memfasilitasi dialog tersebut.

"Aparat keamanan harus menindak tegas setiap oknum yang terlibat dalam kekerasan tersebut. Siapapun yang terlibat, harus ditindak sesuai hukum yang berlaku,"pintanya.

Menag juga mengimbau agar semua pihak senantiasa mengedepankan sifat toleransi dan prinsip persaudaraan antar sesama agama (ukhuwwah Islamiyah), persaudaraan sebangsa (ukhuwwah wathaniyyah), serta persaudaraan sesama manusia (ukhuwwah basyariyah). Oleh karena itu, tegasnya, penyelesaian lewat tindak kekerasan harus dihindari.

“Prinsip dasarnya, kekerasan atas nama apa pun dan dengan dalih apa pun, tidak dapat dibenarkan,” tutup Menag.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement