REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan di seluruh dunia dikejutkan dengan penemuan spesies tikus tanpa gigi di Pulau Sulawesi, Indonesia. Para ilmuwan melabeli penemuan ini sebagai langkah baru evolusi hewan pengerat.
Binatang yang dinamai Paucidentomys Vermidax itu memiliki ekor, hidung dan bentuk tubuh yang menyerupai tikus pada umumnya. Namun, binatang yang ditemukan di hutan hujan sekitar Pulau Sulawesi itu tidak memiliki susunan gigi yang dapat digunakan untuk mengerat dan mengunyah seperti spesies tikus lainnya.
Dalam penemuan yang dipublikasikan dalam Royal Society Journal Biology Letters disebutkan, tikus tersebut memiliki dua gigi seri di rahang bagian atas. Namun, dua gigi itu dinilai terlalu kecil untuk mengerat. Tikus itu juga tidak memiliki gigi belakang yang berfungsi untuk mengunyah.
Seorang anggota tim penemu, Dr Kevin Rowe, menjelaskan nama Paucidentomys berarti 'tikus bergigi sedikit'. Sedangkan nama belakang Vermidax berarti 'pemangsa cacing'.
"Ada lebih dari 2.200 spesies hewan pengerat di dunia. Kecuali spesies ini, semuanya memiliki gigi geraham di belakang mulut dan gigi seri di depan," paparnya seperti dilansir Sky News, Rabu (22/8).
Anggota tim penemu lain, Anang Achmadi dari Museum Zoologi Bogor menambahkan, spesies ini adalah contoh bagaimana hewan pengerat berevolusi dalam lingkungan yang tersedia cacing tanah sebagai makanan.
"Gigi seri khusus memberikan spesies itu kemampuan berbeda untuk mengerat," tuturnya.