Jumat 17 Aug 2012 00:00 WIB

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Turun di 3,9 Persen

Rep: Esthi Maharani/ Red: Hazliansyah
  Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Foto: Haji Abror Rizki/Rumgapres
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi dunia pada 2013 diprediksi tidak jauh berbeda dengan 2012. Tahun ini, pertumbuhan ekonomi dunia direvisi dari proyeksi sebelumnya 4 persen menjadi 3,5 persen dengan risiko ke bawah (downward risk) yang semakin menguat. Pertumbuhan volume perdagangan juga direvisi ke bawah dari perkiraan sebelumnya 4 persen menjadi 3,8 persen.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan tahun depan masih akan dibayang-bayangi ketidakpastian. Tak hanya untuk pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pertumbuhan volume perdagangan dunia yang mengalami perevisian.

“Untuk pertumbuhan ekonomi dunia proyeksinya diturunkan dari 4,1 persen menjadi 3,9 persen. Demikian pula, pertumbuhan volume perdagangan dunia direvisi ke bawah dari perkiraan sebelumnya 5,6 persen menjadi hanya 5,1 persen,” katanya saat menyampaikan pidato RAPBN 2013 beserta nota keuangannya di ruang rapat paripurna, DPR, Kamis malam (16/8).

Pertumbuhan yang mengalami perlambatan itu tak lain karena krisis utang pemerintah di sejumlah negara Eropa yang belum tuntas. Dampak dari krisis Eropa ikut menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara dan kawasan lainnya mengalami hal yang sama.

Misalnya saja Asia, terutama negara-negara yang ekspornya memiliki peranan besar dalam perekonomian. Ekonomi Cina dan India yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia, akan melambat.

Pada tahun ini, ekonomi Cina diperkirakan akan tumbuh maksimal 8,0 persen – jauh lebih rendah dari pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya yang mencapai belasan persen. Sedangkan India diperkirakan tumbuh sekitar 6,1 persen.

Sementara itu, Amerika Serikat akan terpasung pada pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah. Sedangkan, Jepang yang tahun lalu dilanda bencana hebat, tahun 2012 ini diperkirakan mengalami stagnasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement