Ahad 12 Aug 2012 01:21 WIB

Gubernur Bali tak Ingin Perpanjang Masalah dengan Bali Post

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Hazliansyah
Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika (kiri).
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Sabtu (11/8) mengadakan acara tatap muka dengan para wartawan dan awak media di Denpasar, Bali. Dalam pertemuan yang menyerupai kegiatan curhat atau penyampaian isi hati dan temu kangen itu, Gubernur menyampaikan berbagai hal, mulai dari masalah kesehatannya, masalah pilgub Bali, hingga masalahnya dengan perusahaan penerbitan Bali Post.

"Saya ini lebih suka terbuka, termasuk mengenai kesehatan saya. Walau pun saya sempat dirawat karena sakit, namun dokter yang merawat saya di Singapura menyatakan, jantung saya masih bisa bertahan hingga 20 tahun mendatang," kata Pastika.

Itu dikemukakan Pastika mengomentarai kemungkinan ada yang menjadikan masalah kesehatan dirinya itu yang dijadikan alat untuk menyerang dirinya bila kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Bali untuk periode 2013-2018.

Sebagaimana diketahui, Pastika yang kini menjadi Gubernur Bali dalam pemilukada sebelunya didukung PDI-P, tidak ikut mendaftar dalam penjaringan bakal calon gubernur Bali yang dibuka oleh partai berlambang kepala banteng dengan moncong putih itu.

Sebenarnya kata Gubernur, dia belum berfikir untuk kembali mencalonkan diri sebagai Gubernur Bali. Namun kini dia mulai berfikir akan maju atau tidak dalam peilukada mendatang.

Menurut dia, seandainya masyarakat Bali masih memberikan kepercayaan, ia tentu bersukur. Namun jika tidak, itu pun tak menjadi persoalan.

Terkait dengan masalah pemberitaan di Bali Post yang mengutip pernyataan Gubernur Pastika menjadi berita "Gubernur : Bubarkan Saja Desa Pakraman", Pastika menyebutkan bahwa dia sebenarnya tidak ingin masalah itu masuk ke pengadilan.

Begitu pula setelah Pengadilan Negeri Denpasar mengabulkan sebagian gugatannya atas Bali Post 17 Juli lalu, dia tidak menginginkan masalah itu diperpanjang-panjang lagi. Karena kata Pastika, dia tidak marah atau pun dendam terhadap hal yang sudah terjadi

"Saya justru berharap adanya komunikasi. Kalau ada pihak yang bisa mengkomunikasikannya pada Bali Post supaya tidak banding, tentu lebih baik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement