REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Musim kemarau yang berkepanjangan membuat warga di Kabupaten Banyumas mengalami kesulitan air bersih. Warga juga kesulitan untuk mengairi sawah mereka yang kering.
Kepala Pelaksana Harian Penanggulangan Bencana Banyumas, Yuniyanto mengatakan jumlah desa yang harus di supply air bersih juga makin bertambah.
''Hingga akhir Juli 2012 lalu, sudah 223 tanki air bersih yang kami salurkan,'' jelas Kepala Pelaksana Harian Penanggulangan Bencana Banyumas, Yuniyanto.
Dia menyebutkan, jika sampai Oktober 2012 mendatang hujan masih masih belum turun, maka wilayah Banyumas benar-benar sudah terjadi bencana. Yakni, bencana kekeringan yang menimbulkan krisis air bersih.
Dalam melakukan droping air bersih tersebut, Yuniyanto menyebutkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Bahkan BPBD juga mengandeng kalangan pengusaha, perusahaan swasta, BUMN dan BUMD untuk berpartisipasi membantu droping air.
Menurutnya, saat ini 38 desa/kelurahan di 5 kecamatan wilayah Banyumas yang bergiliran mendapat dropping air.
''BPBD sudah menyiapkan form permintaan dan bantuan air bersih ke pihak swasta. Kalau ada pihak swasta yang mau menyalurkan sendiri, silakan saja. Tapi kalau mau lewat BPBD, ya kita terima,'' jelasnya.