REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Partai Politik (Parpol) Golkar mendapatkan posisi pertama yang banyak dipilih dalam survey nasional Center for Startegic and Internasional Studies (CSIS). Hasil ini berdasarkan, Top of Mind (Hanya menyebutkan) ataupun gambar (sebut dan tunjukkan gambar).
"Golkar menjadi urutan pertama sebagai partai yang paling banyak dipilih saat ini berdasarkan hasil survey CSIS Top of Mind dan Gambar," ujar Ketua departemen politik dan hubungan internasional CSIS Phillips J. Vermonte dalam konferensi pers hasil survey nasionalnya di Jakarta, Rabu (8/8).
Survey nasional CSIS diadakan di 32 provinsi Indonesia kecuali Papua karena adanya konflik dengan proporsi jenis kelamin dan desa-kota sesuai data BPS 2011. Survey ini dilakukan sejak 6 hingga 19 Juli kemarin dengan jumlah sampel sebanyak 1.480 dan Margin of error 2,55 persen pada Confidence level 95 persen.
Dalam hasil pilihan partai berdasarkan Top of Mind Golkar mendapat 18 persen diikuti PDIP sebesar 11,6 persen, Demokrat 11,1 persen, Gerindra 5,2 persen, PPP 3,0 persen, PKB 2,8 persen, PKS 2,2 persen, PAN 2,0 persen, Nasdem 1,6 persen dan Hanura sebesar 1,5 persen.
Sementara berdasarkan Gambar, Golkar mendapat sebesar 19,2 persen, PDIP 15 persen, Demokrat 9,2 persen, Gerindra 8,7 persen, PPP 2,9 persen, PKB 3,5 persen, PKS 3 persen, PAN 2,1 persen, Nasdem 2,5 persen dan Hanura sebesar 1,4 persen.
Golkar mengalami kenaikan signifikan dari survey CSIS pada Januari 2012, sementara Demokrat terus menerus mengalami penurunan tajam dari hasil Pemilu 2009 lalu. "Golkar mengalami kenaikan signifikan dari survey yang dilakukan CSIS pada Januari lalu sebesar 7,5 persen dan berbanding jauh dengan PDIP, Demokrat dan lainnya," tambahnya.
Namun, jelas Philip tingkat kepercayaan masyarakat atau pemilih terhadap parpol atau Pemerintah terus menurun. Hal ini dikarenakan beberapa pandangan dan penilaian di antaranya, adanya sentimen negatif terhadap Parpol atau Pemerintah sangat tinggi sebesar 77 persen, masyarakat menganggap tingkat korupsi pemerintah tinggi sebesar 64 persen dan publik mngatakan pemerintah cenderung tidak peduli pada masyarakat sebesar 57 persen.
Begitu juga kata Philip, Nasdem sebagai Parpol baru mendapat perolehan suara yang cukup bagus dan bisa mengimbangi partai tengah. Hal ini menurutnya Nasdem dapat melakukan kerja elektoral yang baik bahkan lebih baik dari partai menengah.
"Nasdem cukup baik buat partai baru, padahal pada Januari lalu Nasdem tidak muncul, tapi sekarang muncul dan cukup bagus," ungkapnya.
Sehingga, Partai baru mempunyai peluang yang bagus pada Pemilu 2014 mendatang meskipun, kemungkinan menang sangat kecil yaitu sekitar 42 persen. Tapi, kedudukan Partai menengah ungkap Philip mulai terancam dan harus bekerja keras agar tetap mendapat tempat pada Pemilu 2014.
"Partai menengah harus bekerja keras seluruh elektoralnya bahkan, untuk memenuhi parliamentary threshold yang masih kurang dalam survey ini," pungkas Philip.