Rabu 01 Aug 2012 19:03 WIB

Puluhan Perlintasan KA di Jateng Selatan Rawan Kecelakaan

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Chairul Akhmad
Seorang anak mengatur lalu lintas ketika ada kereta yang melintas di sebuah perlintasan kereta api.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Seorang anak mengatur lalu lintas ketika ada kereta yang melintas di sebuah perlintasan kereta api.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO – Sebanyak 76 perlintasan KA di wilayah Jateng Selatan bagian barat, menjadi perlintasan yang dinilai rawan kecelakaan.

Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Surono, menyatakan penilaian rawan diberikan pada ke-76 perlintasan tersebut, karena lalu lintas yang cukup padat, letak geografis perlintasan yang menyebabkan kurangnya jarak pandang, dan catatan historis seringnya terjadi kecelakaan di lokasi tersebut.

''Berdasarkan ketiga pertimbangan itu, kami menilai ada 76 perlintasan yang kami nilai rawan kecelakaan,'' katanya, Rabu (1/8).

Menurutnya, ke-76 perlintasan yang rawan kecelakaan itu, tidak seluruhnya merupakan perlintasan yang tidak berpintu saja. Tapi yang sudah berpintu pun, masuk dalam kategori perlintasan yang rawan kecelakaan. ''Hal ini karena di beberapa perlintasan berpintu masih saja sering terjadi kecelakaan,'' jelasnya.

Jumlah perlintasan yang rawan kecelakaan ini, paling banyak terdapat di Kabupaten Kebumen, dengan jumlah perlintasan sebanyak 20 titik. Dari jumlah tersebut,  14 titik merupakan perlintasan tidak berpintu dan enam titik merupakan perlintasan berpintu.

Sedangkan di Kabupaten Cilacap, terdapat 15 titik perlintasan yang rawan kecelakaan. Dari jumlah itu, sebanyak lima titik merupakan perlintasan tidak berpintu dan 10 titik perlintasan yang dilengkapi pintu.

Secara keseluruhan Surono menyebutkan, di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto yang meliputi wilayah Kutoarjo, Kebumen, Cilacap hingga Banjar Patoman dan  Banyumas hingga Prupuk Kabupaten Tegal, terdapat 379 titik perlintasan KA. Dari jumlah itu, hanya 93 perlintasan yang berjaga. ''Yang lainnya, belum berjaga,'' kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement