REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Ibu rumah tangga dan penjual gorengan di Bandar Lampung mengeluhkan harga gas elpiji tabung tiga kilogram mencapai Rp 18 ribu dari Rp 13.500 ribu sebelum Ramadhan. Tingginya harga gas di atas harga eceran tertinggi tersebut dipicu kosongnya elpiji subsidi di pangkalan dan pengecer, akibat tingginya permintaan masyarakat.
Penelusuran di sejumlah pemukiman penduduk kota Bandar Lampung, kekosongan elpiji tabung tiga kilogram terjadi di Sukarame, Tanjungkarang Barat, Kemiling, dan Telukbetung Selatan. Kekosongan stok elpiji akibat tingginya permintaan masyarakat, sedangkan pasokan elpiji tetap seperti sebelum bulan puasa.
Menurut Yadi, petugas elpiji SPBU Kemiling, pihaknya telah menyediakan stok elpiji tiga kilogram lebih dari 250 tabung. Namun, tingginya permintaan selama bulan Ramadhan, stok tersebut dalam dua hari ludes, sedangkan pasokan baru datang lagi satu hingga dua pekan. "Sudah seminggu belum datang lagi gas tiga kilogram," katanya.
Di sejumlah pengecer tabung tiga kilogram, sudah sepekan telah memasang tulisan gas habis. Sementara bagi yang masih memiliki stok harga naik hingga Rp 18.000,- . "Kami terpaksa menaikkan harga menjadi Rp 18 ribu per tabung, karena gas lagi langka," ujar Bagus, pengecer gas di Tanjungkarang Barat.
Ahmad Yudistira, sales representatif elpiji dan produk gas PT Pertamina Rayon III, menyatakan terjadi peningkatan konsumsi gas elpiji tiga kilogram sebesar 10 persen, sesuai penghitungan konsumsi per tahunnya. Pertamina telah mengajukan peningkatan kuota kepada pemerintah pusat pekan lalu, namun belum ada persetujuan.
Mengenai melonjaknya harga elpiji subsidi di masyarakat, ia menegaskan Pertamina akan menambah distribusi (extra dropping) bila diperlukan. Namun, sejauh ini Pertamina melihat distribusi k berbagai daerah di Lampung sudah cukup normal. Ia mengimbau masyarakat tidak panik untuk membeli elpiji dalam jumlah banyak, karena stok tersedia.