REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) akan membuat "grand design" untuk mengantisipasi lunturnya empat pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
Menurut Menko Polhukam, Djoko Suyanto, tim tersebut akan membuat desain induk untuk merumuskan metode dan formatnya dalam suatu struktur yang berkelanjutan. "Tim ini diharapkan dapat mengatasi kekhawatiran atas akibat lunturnya empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut," katanya, Rabu (27/6).
Dikatakan Djoko, tim itu telah disebar ke seluruh provinsi di Indonesia untuk mendata kearifan lokal yang ada karena dinilai penting untuk melandasi desain induk yang akan dibuat. Karena sifatnya yang makro, Djoko menolak kerja tim ini dikaitkan dengan konflik-konflik yang terjadi belakangan ini, seperti konflik yang terjadi di Papua.
"Tidak ada kaitannya dengan situasi dan dinamika yang ada. Tidak spesifik seperti itu, ini desain induk yang sangat besar dalam kerangka NKRI. Kalau Papua, ada desk khusus Papua," tuturnya.
Guru Besar Antropologi Pembangunan Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah, Prof Sulaiman Mamar menilai kearifan lokal dan nilai-nilai budaya Indonesia perlu direvitalisasi dan ditransformasikan pada generasi muda.
Ia berpendapat sistem nilai budaya yang ada saat ini mengalami degradasi sehingga harus ditransformasikan melalui pendidikan nilai-nilai kearifan lokal, dan dilakukan secara komprehensif.
"Nilai-nilai budaya ini telah mengalami degradasi dan menyebabkan timbulnya konflik," ujarnya. Menurut dia, nilai-nilai lokal suku bangsa yang telah digali perlu diajarkan kepada generasi muda. Bahkan, pendidikan etika pun perlu digalakan kembali agar tercipta sifat-sifat positif.