REPUBLIKA.CO.ID, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) siap korban uang demi memenangkan pemilu legislatif 2014. Nasdem menjanjikan siap menanggung biaya kampanye Calegnya di seluruh Daerah Pemilihan Indonesia.
“Kita ingin mengubah pola rekruitmen caleg yang selama ini keliru,” kata Ketua Umum Partai Nasdem, Patricia Rio Capella kepada Republika, Minggu (10/6).
Patricia menyatakan selama ini partai-partai cenderung membiarkan para calegnya berjuang sendiri memenangkan Pemilu. Pola semacam ini menurutnya berdampak pada disorientasi kerja para caleg ketika duduk di bangku parlemen.
Para caleg yang berjuang dengan dana sendiri cenderung berorientasi pada upaya pengembalian dana. Mereka sama sekali tidak akan menjalankan fungsinya sebagai penyampai aspirasi rakyat.
Ongkos politik yang besar dalam sebuah kampanye membuat peserta Pemilu didominasi kalangan berduit dan publik figur. Kebanyakan mereka mengandalkan uang dan popularitas untuk bisa menang.
Di saat yang sama orang-orang bervisi bagus terhadap perbaikan hidup bangsa jarang bisa tampil karena terkendala biaya. Patricia berharap dengan pembiayaan dari partai, akan tampil orang-orang berkualitas yang duduk di bangku parlemen
Patricia menjelaskan tidak semua orang yang ingin menjadi caleg Nasdem akan dibiayai partai. Hanya caleg yang memiliki elektabilitas tinggi yang akan dibiayai. Cara mengetahuinya adalah lewat survei peluangan kemenangan di setiap dapil.
“Bila terbukti punya kapabilitas, integritas, dan konstituen bagus barulah Nasdem akan membiayai,” kata Patricia.
Para caleg yang resmi dibiayai partai tidak bisa mengelola uang sendiri. Uang akan dikelola oleh manajer kampanye yang telah ditunjuk partai. adapun besaran uang yang diberikan sangat relatif bergantung strategi pemenangan dan jumlah konstituen. Patricia menjanjikan Partai Nasdem tidak akan meminta pengembalikan dana yang telah dikeluarkan, baik menang atau kalah. “Kalah menang itu soal biasa. Yang sungguh-sungguh berjuang,” ujarnya.
Jika terobosan Nasdem terealisasi, bukan tak mungkin partai ini harus menyiapkan dana ratusan miliar lebih. Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem, Ferry Mursyidan Baldan menyatakan uang bagi para caleg diperoleh dari kader dan simpatisan partai yang memiliki kepedulian terhadap gagasan Nasdem. Partai Nasdem menurutnya akan memberikan laporan saat masa Pemilu tiba. “Kami akan meberikan laporan secara transparan sesuai dengan peraturan dengan undang-undang,” janji Ferry.
Sementara itu pengamat politik Universitas Gadjah Mada menyatakan strategi Partai Nasdem memodali calegnya dengan dana Rp 5 – 10 miliar dalam Pemilu mendatang bisa menimbulkan dua dampak berbeda. Pertama, strategi ini bisa menarik antusiasme politisi luar Nasdem ke Partai Nasdem.
Kedua, strategi itu bisa menjadi cermin partai gagal melakukan rekrutmen kader berbasis ideologi. “Uang bisa menjadi magnet kuat bagi Partai Nasdem,” kata Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada, Ary.
Ary menjelaskan kampanye Pemilu memakan ongkos politik yang sangat besar. Sayangnya konsekuesi semacam ini belum tentu mampu dipenuhi setiap politisi. Dengan janji dana miliaran, Ary para caleg berfinasial lemah dan berkonstituen rendah akan banyak tergiur ke Partai Nasdem.
Hal ini bisa menjadi sangat positif untuk partai baru yang sedang tumbuh seperti Nasdem. Kendati demikian, bila tidak dilakukan dengan penuh perhitungan strategi uang dapat mengikis loyalitas kader kepada partai. Artinya bila uang diberikan secara hibah partai akan kehilangan kader-kader ideologis. Para kader akan bekerja demi kepentingan uang, bukan berorientasi pada perjuangan partai.
Penyediaan dana miliaran oleh Nasdem kepada para calegnya memang dilematis. Menurut Ary, Partai Nasdem perlu membangun pola kaderisasi yang matang sebelum menjalankan strategi uang kepada para calegnya. Untuk saat ini dia menyarankan strategi uang tidak diserahkan kepada individu-individu melainkan dikelola melalui mekanisme partai. Hal ini agar kampanye berjalan sehat dan terhindar dari aksi kampanye yang sarat pemborosan.
Ary menyatakan uang Rp 5 sampai 10 miliar yang disiapkan Nasdem untuk para calegnya sangatlah relatif. Tergantung besarnya jumlah penduduk, luas daerah pemilihan, dan popularitas politisi di mata calon konstituennya. Ditambahkan Ary pemberian uang kepada para caleg Nadem bisa bermasalah bila pemberian dilakukan dengan pola pinjaman. Karena hal ini akan menjadi beban bagi para kader untuk mencari akses pengembalian. “Bisa saja menjadi peluang korupsi ketika mereka jadi,” katanya.