REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Revitalisasi Malioboro yang dilakukan Pemkot Yogyakarta akan melibatkan pihak swasta. Revitalisasi Malioboro yang sudah lama direncanakan tersebut terkendala pendanaan yang memakan biaya cukup tinggi. Karenanya Pemkot Yogyakarta akan melibatkan peran swasta dalam pendanaanya.
"Revitalisasi Malioboro itu membutuhkan dana sekitar Rp 3,7 triliun. Ini dana yang sangat besar, tidak mungkin dibiayai APBN dan APBD saja sehingga harus melibatkan pendanaan pihak swasta," terang Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, Rabu (30/5).
Namun kata dia, peran serta pembiayaan dari swasta ini dengan pemerintah daerah belum ada regulasinya di Indonesia. Terkait hal itu, Haryadi bersama tiga pimpinan kepala daerah lain di Indonesia diundang Badan Perencanan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk mengikuti short course tentang pendanaan swasta dan pemerintah daerah (Pemda) ke Barcelona, Spanyol.
Pemerintah Barcelona berhasil melakukan pembangunan besar-besaran di wilayahnya dengan peran serta pihak swasta. "Pemerintah Barcelona berhasil membangun pelabuhan terbesar kedua di Eropa dengan peran serta pembiayaan pihak swasta ini," terangnya.
Selain Haryadi, Bupati Marros, Sulawesi Selatan dan Kepala Daerah Pemprov Bali juga diundang dalam kegiatan itu. Bupati Marros membutuhkan banyak dana untuk pelebaran Bandara Hasannudin dan Pemprov Bali akan mengembangkan daerah wisata baru.
Menurutnya, pelibatan peran serta swasta untuk pendanaan pembangunan sebuah wilayah merupakan sebuah gagasan baru. "Ini penting karena PAD Kota Yogya saja kurang dari Rp 1 Triliun. Tidak mungkin mendanai pembangunan Malioboro yang sebanyak itu," tuturnya.
Diakuinya, studi akademik tentang Revitalisasi Malioboro sudah sangat banyak. Program itupun di bawah koordinasi Bappenas karena menyangkut hajat hidup banyak orang. Berdasarkan desainnya, revitalisasi Malioboro akan dibagi tiga bagian yaitu Stasiun Tugu, Inti Malioboro dan Daerah pendukung.
"Perencanaan sudah menumpuk. Mudah-mudahan akhir tahun ini bisa dimulai dan pembangunan konstruksi awal 2015 mendatang. Tentunya dengan peran swasta," tegasnya.
Sementara itu Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daop) VI Yogyakarta, Eko Budiyanto mengatakan, Stasiun Tugu Yogyakarta memang akan direkonstruksi terkait dengan revitalisasi Malioboro tersebut. Namun menurutnya, hal tersebut ditangani oleh PT KAI pusat.
"Memang akan dilakukan pembangunan di Stasiun Tugu terkait penataan Malioboro tetapi itu ditangani pusat," tegasnya.