REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Barcelona Hansi Flick memuji Lamine Yamal setelah ia mencetak gol brilian untuk memimpin timnya bangkit dari defisit dua gol kontra Inter Milan pada leg pertama semifinal Liga Champions. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Olimpiade Lluis Companys, Kamis (1/5/2025) dini hari WIB, berakhir imbang 3-3.
Memainkan pertandingannya yang ke-100 dalam usia 17 tahun 291 hari, Yamal menjadi pemain termuda yang mencetak gol di semifinal Liga Champions> ia melampaui rekor yang dibuat oleh Kylian Mbappe, yang berusia 18 tahun saat menorehkan rekor tersebut pada tahun 2017.
Gol individual yang menakjubkan dari pemain muda internasional Spanyol itu menghidupkan kembali permainan untuk tim Katalunya setelah mereka tertinggal 0-2 pada awal babak pertama. Ia kemudian melepaskan percobaan yang membentur tiang gawang dua kali dan terus merepotkan pertahanan Inter dalam penampilannya yang mengesankan.
"Lamine (Yamal) menunjukkan jalan kepada kami dengan gol luar biasa itu karena sangat penting untuk mencetak gol itu setelah kami tertinggal dua gol. Ia bermain sangat baik," kata pelatih Barcelona Hansi Flick kepada Movistar Plus.
"Kami bermain dengan gaya dan kami mencoba untuk menang. Lamine adalah pemain yang sangat penting bagi kami... Dalam pertandingan besar, seperti yang telah ia tunjukkan, ia selalu tampil gemilang."
Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi juga memuji Yamal. Ia mengungkapkan harus melakukan beberapa penyesuaian pada babak pertama untuk mencoba dan menahan remaja berbakat itu.
"Kami harus lebih baik dalam menghadapi Lamine Yamal, tetapi jauh lebih mudah untuk mengatakannya dari luar. Ia pemain yang membuat saya terkesan dan ia menciptakan banyak masalah bagi kami, terutama dalam 30 menit terakhir babak pertama," kata Inzaghi.
Ia mengatakan, Barca berisi pemain-pemain fantastis. Ia mengaku bangga timnya datang ke kandang Barcelona dalam pertandingan level tinggi di Liga Champions melawan tim yang paling ofensif dan permainannya paling cantik di dunia.
"Kami juga bisa menang, tetapi kami bermain melawan tim yang memiliki pemain yang sulit dijaga, yang menciptakan begitu banyak masalah bagi kami. Ia bakat yang lahir setiap 50 tahun. Saya belum pernah melihatnya secara langsung dan hari ini ia membuat saya terkesan," kata Inzaghi.